Halaman Muka

Jumat, 29 Juni 2012

The Art Of Persuasion

Are Consumers Interested In Abstract Or Concrete Features?

What types of messages are most persuasive? For example, would you be more likely to buy a TiVo if an ad described it as offering you freedom or if it explained how you could replay sports events? A new study in the Journal of Consumer Research says the key to an effective message is finding the fit between the consumers' goals and the level of abstraction.

"Informing people that TiVo promotes freedom of expression is an abstract, high-level benefit of the brand, whereas the replay and slow motion features represent concrete, low-level benefits," write authors Angela Y. Lee (Northwestern University), Punam Anand Keller (Dartmouth College), and Brian Sternthal (Northwestern University). "Our research indicates that whether consumers are more persuaded by abstract or concrete benefit information depends on their goals."

Selasa, 26 Juni 2012

Bikini-Clad Women Make Men Impatient

Images of sexy women tend to whet men’s sexual appetite. But stimulating new research in the Journal of Consumer Research says there’s more than meets the eye. A recent study shows that men who watched sexy videos or handled lingerie sought immediate gratification—even when they were making decisions about money, soda, and candy.


Senin, 25 Juni 2012

Rendah Hati

By
Rendah Hati Ditengah Dominasi Dan Arogansi

Dulu, Kita diajarkan untuk bersikap rendah hati. Sekarang, orang sering keliru menerjemahkan kerendahan hati sebagai kelemahan. Walhasil, banyak orang yang bersikap rendah hati bukannya dihormati, melainkan direndahkan. Kelihatannya nyaris tidak ada lagi tempat untuk kerendahan hati ketika Kita lebih mementingkan penampilan fisik, dan pencapaian yang sifatnya materialistik. 

Padahal, tanpa kerendahan hati, Kita tidak mungkin sekedar mau menerima kehadiran orang lain, mendengar kata-kata mereka, atau saling menghormati dengan setulus hati. Konsekuensinya, banyak orang yang harus membusungkan dada atau memperlihatkan kepemilikan serta ‘power’ untuk sekedar mendapatkan pengakuan. Mereka yang ‘berani’ menampilkan siapa dirinya adalah orang-orang yang diterima. Namun mereka yang rendah hati cenderung tidak mendapat tempat. Akhirnya, kita lebih banyak mendapatkan ‘tong kosong’ daripada yang benar-benar memiliki isi. Menurut pendapat Anda, masihkah Kita perlu bersikap rendah hati? 

Life Lessons Learned on The Job

By Hara Estroff Marano

It turns out that nothing works quite the way we were taught.

Richard Farson is both a psychologist and a CEO who has spent 30-plus years heading organizations. His experience has given him an extraordinary appreciation of the absurdities of organizations, and how nothing works quite the way we have been taught. In a 1996 book called Management of the Absurd: Paradoxes in Leadership, Farson outlined some important lessons he'd learned, and his wisdom applies as much to everyday life as to the office. 


Mengapa Harus Rendah Diri .... ??@!?

Menurut Abraham Maslow, dalam pribadi seseorang sangat dipengaruhi oleh dorongan-dorongan mendasar, diantaranya adalah dorongan ingin berkuasa untuk pembentukan sebuah harga diri seseorang. Jika dorongan ambisi ingin berkuasa dalam bentuk apapun selalu tertekan atau terpendam maka akan timbul harga diri yang berkurang yaitu istilah populernya atau Rendah Diri Minder. Rasa rendah diri, tidak ada dalam kamus orang yang kreatif, baik dalam bentuk pikiran atau dalam bentuk tindakan, Tapi hal ini akan berakibat buruk bagi orang yang tidak bisa berfikir kreatif apalagi tidak bisa berfikir sehat.


Be Quiet Please...!!!

 

How Loud Noises Affect Your Prefrontal Cortex

We like to think we’re so evolved because we live in such an advanced society. But really our society has grown faster than our brains can keep up. Our brain is like Lindsay Lohan, successful at a young age, having access to a million different opportunities before she’s ready for the responsibility, and, well, let’s say it caused some problems. In this post I’m just going to focus on one feature of modern society and its effect on the prefrontal cortex: loud noises.  

Besar Kecil Masalah Tergantung Respon

Sebagai manusia tentunya Kita takkan pernah lepas dari yang namanya masalah. Karena masalah merupakan sebuah pembelajaran yang diberikan Tuhan untuk manusia agar menjadi insan yang lebih baik dari hari ke hari. Setiap orang hidup pasti punya masalah.

Orang yang tidak memiliki uang punya masalah, mau makan apa nanti? Sedangkan yang memiliki banyak uang juga punya masalah, mau makan dimana nanti? Orang yang tidak memiliki pacar punya masalah, malam minggu tak ada yang di kunjungi. Sedangkan yang sudah memiliki pacar juga punya masalah, kemana-mana minta ditemani. Orang yang tidak memiliki pekerjaan punya masalah, tidak ada penghasilan. Sedangkan yang memiliki pekerjaan juga punya masalah, tiap hari diomelin atasan. Dan masih banyak lagi lainnya.

Average Salary for Medical Sales Person and Requirements to Be One

By  
A medical sales representative will work within the healthcare industry introducing new medical instruments to hospitals, clinics, and doctor’s offices. The main job of a sales representative is to introduce the product to a potential buyer. This may be done with demonstrations, descriptions, explanation of benefits, and answering all questions pertaining to the product they are trying to sell.

Medical products may include anything from new gloves, needles, or other type of instruments used in the field to computer software to help maintain patient records. An individual choosing to work within this field will have to fully believe in the product they are selling and also know absolutely everything about it.

Sabtu, 23 Juni 2012

The Zodiak and Performance, Part II

Bagian Kedua dari Tiga Tulisan

Beberapa  waktu lalu Kita telah melihat "uthak athik ghatuk" tentang performance seorang individu dalam dunia kerja atas dasar zodiaknya (silahkan lihat disini : The Zodiak and Performance, Part I). Sebagai catatan untuk diingat bahwa penulis lebih menekankan pada sebagai salah satu alat bantu untuk mencoba mendeskripsikan seseorang dari sisi zodiaknya.  Dan masih banyak alat bantu yang lain untuk mendeskripsikan seseorang terutama dalam hal ini proses interview / berkenalan / memahami perilaku dengan seseorang yang telah lama atau  baru Kita kenal.  Misalnya : golongan darah, pekerjaan, almamater, dan lain sebagainya.

Dan penulis lebih menekankan bahwa setiap individu memiliki potensi yang sama, kesempatan yang sama, waktu yang sama dan peluang yang sama untuk menggapai sukses dalam hidup kini dan "nanti".  Nah.. pada ulasan kali ini Kita akan membahas tentang 4 zodiak lainnya terkait hal tersebut di atas.

Change Live of The Eagle

Anda tahu burung Elang...? Rasanya, hampir setiap orang tahu tentang burung Elang. Burung  Elang merupakan jenis unggas yang mempunyai umur paling panjang didunia. Umurnya dapat mencapai 70 tahun. 

Ketika 'Sang Elang" mencapai usia 40 tahun, cakarnya mulai menua, paruhnya menjadi panjang dan membengkok hingga hampir menyentuh dadanya. Sayapnya menjadi sangat berat karena bulunya telah tumbuh lebat dan tebal, sehingga sangat menyulitkan waktu terbang dan mencari makanan (mangsa). Ya.. pada usia 40 tahun, Elang mengalami masa yang "menantang" dalam perjalanan hidupnya. Pada masa itu, Elang menjalani suatu proses transformasi yang panjang selama 150 hari. Untuk melakukan transformasi itu, elang harus berusaha keras terbang keatas puncak gunung untuk kemudian membuat sarang ditepi jurang, berhenti dan tinggal disana selama proses transformasi berlangsung.

Jumat, 22 Juni 2012

An Anatomy Of A Doctor Visit

By Alex Lickerman

Working as I do in an academic medical center, I’m frequently called upon to teach medical students.  I do most of my teaching now with the third-year medical students when they rotate through our outpatient clinic.  Usually, I’ll send them into an exam room on their own to see my patients (after requesting my patients’ permission to do so, which they nearly always grant) and then have them present the patient’s history to me in front of the patient.  This model is efficient and accomplishes much: the medical students have the opportunity to sharpen their history-gathering and history-presenting skills, patients have the opportunity to clarify the history the students provide me as well as to make a contribution to the education of tomorrow’s doctors, I hear a (hopefully) concise and accurate story that I can pick through to arrive at accurate diagnoses of my patients’ problems, and I can evaluate and provide feedback on students’ clinical and personal skills having watched them in action.

I typically give a small talk to the medical students who rotate with me on the thought process I use in tackling patients’ problems in my clinic, and I thought readers might find it interesting to know how doctors (at least, this one) typically approach patient visits in an outpatient clinic.


Pengalaman Bisa Dibeli?

By

Ya, apakah pengalaman bisa dibeli? Tidak, jika  Kita membelinya dengan uang. Karena, money can’t buy everything. Tetapi, apakah pengalaman memang bisa dibeli? Bisa, jika  Kita membelinya dengan alat pembayaran yang tepat. Jika bukan dengan uang, dengan apa membayarnya? Alat pembayaran itu bernama;’melakukan’ alias ‘menjalaninya’ sendiri. Jika Anda pernah melakukan sesuatu, maka Anda bisa memiliki pengalaman itu. Jika Anda menjalani suatu peristiwa, maka Anda menjadi berpengalaman dengan peristiwa itu. Sesederhana itu. Sekalipun sederhana, tidak mudah untuk membangun pengalaman yang bernilai tinggi. Karena pengalaman yang buruk, berbeda dengan pengalaman yang baik. 

Dua orang yang sama-sama telah menjalani sesuatu selama 10 tahun belum tentu memiliki keterampilan yang sama baiknya, misalnya. Apa yang membedakan keduanya? Dalam sebuah film documenter, sekelompok gajah menjelajah padang tandus Afrika ditengah terik matahari musim kemarau yang panjang. Mereka berpindah dari satu kolam kering ke kolam berikutnya yang masih menyisakan genangan air. Suatu hari, pemimpin mereka menghilang secara misterius, sehingga seluruh keluarga kebingungan. Pada situasi sulit itu, tampillah gajah lainnya yang mengambil tanggung jawab kepemimpinan. Waktu tempuh menuju sumber air itu pun menjadi semakin panjang berkali-kali lipat. Meskipun gajah pengganti itu sama besarnya, namun pengalamannya tidak sebanding dengan gajah pemimpin mereka.Sama persis seperti kehidupan karir Kita. Nama besar kita tidak berbanding lurus dengan ukuran badan, atau lamanya kita berada pada situasi tertentu; melainkan dengan besarnya pengalaman kita. 

Kamis, 21 Juni 2012

Be Happy With What We Have In Life


How to be happy with what we have in life seems to be a huge question for many, so why are we not happy when we have so much to be thankful for. Remember when we were just young babies and how happy we were? We were well taken care of by our parents and loved every minute of life. We smiled, laughed, and cried at times, but just to be able to open our eyes each morning and see daylight knowing we are alive and looked forward to another blessed day that God has given us. I do realize that at such a young age we did not appreciate these things and were too young to know any better, but as we got older we soon learned the value of life.

We were so young and innocent and haven't experienced the outside world yet, but as time passed and we got older we had the pleasure of seeing what the real world was made up as and trying to navigate through it the best we knew how. We all went to school and many of us loved it and then there were those that hated school and unfortunately didn't care to learn and grow by what our teachers wanted to teach us.


Awasi Kata-Kata Anda

By Al Falaq Arsendatama
Pentingnya Kata-Kata dalam
Transformasi Diri


Kalau Anda pernah baca buku The Secret disitu diterangkan pentingnya berpikir positif dalam proses manifestasi apa saja yang Anda ingin peroleh. Pikiran menentukan apa yang Anda ucapkan atau tindakan yang Anda lakukan.
 
Secara alamial proses berpikir ini terjadi sangat cepat dan terus-menerus sehingga seringkali ucapan atau tindakan kita keluar begitu saja tanpa kontrol. Akibatnya seringkali bukannya sukses yang didapat tapi justru kegagalan yang terjadi. Di artikel ini saya ingin mengingatkan pentingnya memperhatikan kata-kata yang Kita gunakan dalam percakapan sehari-hari. Dalam proses transformasi diri Anda bisa mengubah persepsi atau emosi Anda terhadap suatu kejadian dengan menggunakan kata-kata yang berbeda.


The Fresh Fish

By H.R. Sofuan M.
Masalah Akan selalu ada dalam kehidupan

Kita semua tahu bahwa orang-orang Jepang sangat menggemari ikan segar. Pasti anda pernah mengenal yang dinamakan sashimi….wow…salah satu makanan yang sangat saya gemari….:-)

Kegemaran orang Jepang untuk memakan ikan segar merupakan tradisi yang telah turun temurun. Karena itu tentu saja kebutuhan akan ikan segar di Jepang  sangatlah besar. Tapi seperti sering terjadi dalam dalam kehidupan, polaritas “muncul” untuk memberikan makna dalam kehidupan. Apa yang kita senangi, susah didapat, apa yang kurang digemari selalu ada dekat dengan kita.

Walau negara mereka dikelilingi oleh lautan, nelayan Jepang sangat sulit untuk dapat menangkap ikan segar di daerah yang  dekat dengan pantai mereka. Ini karena kapasitas ikan yang ada di perairan sekitar Jepang sangat sedikit dan tidak dapat menutupi konsumsi ikan segar orang Jepang.

How to Get a Job of Medical Sales Representative

What is a Job of a Medical Sales Representative? 

The job of a Medical Sales Representative (MSR) is to generate prescriptions. The job involves meeting doctors, chemists, stockist (Distributors) and to make sure that the company's drugs are prescribed. Medical sales reps are a common link between the pharmaceutical company, doctors, chemists, and the stockist.

Before diving further let me know what you'll find in this page. You'll find what education you require to become a drug representative, benefits, how to get a MR job, what is the actual work, and some tips and suggestion to help you in this job, and lastly what holds for your future in this career.


Rabu, 20 Juni 2012

Developing of Network

By Admin 

Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup mandiri. Selama perjalanan hidup seorang anak manusia, pasti memerlukan orang lain. Keberadaan individu lain disekitar Kita, disadari atau tidak, sebenarnya melengkapi dan menyempurnakan hidup Kita di dunia. Keberagaman individu disekitar Kita akan menutupi kekurangan Kita sebagai individu dan menambah kekuatan Kita sebagai makhluk sosial. Semuanya saling melengkapi dan menyempurnakan. Inilah salah satu anugrah dari-Nya bagi individu yang berakal.

Kesadaran bahwa dalam hidup ini Kita memerlukan orang lain, diperlukan suatu "kemampuan"  / skill dalam menjalin hubungan "kerja sama" dengan pihak lain. Kemampuan dalam menjalin hubungan dengan pihak lain akan sangat bermanfaat dalam perjalanan kehidupan seorang anak manusia.  Hubungan yang dimaksud dalam ulasan ini adalah sebuah hubungan antar individu dengan cara bermartabat, atas dasar ketulusan nurani dan berkelanjutan. Namun kadangkala untuk membangun hubungan tersebut dengan pihak lain bukanlah perkara yang mudah. Tidak jarang Kita gagal membangun hubungan karena Kita tidak siap atau tidak mempersiapkan diri.


When the Boss Is a Bully

By Hara Estroff Marano

Bully bosses thrive in small companies. Here's how to handle them.

They verbally abuse you, humiliate you in front of others. Maybe it's because power hovers in the air, but offices tend to bring out the bully in people. We offer strategies for handling such bad bosses. If the schoolyard is the stomping ground of bully boys and bully girls, then the office is the playground of adult bullies. Perhaps because power is the chief perk in most companies, especially those with tight hierarchies, offices can bring out the bully in people.

Everyone has a war story. There's the boss who calls at 2 A.M. from Paris--just because he's there. The boss who asks for your evaluation of a problem and then proceeds to denigrate you and your opinion in front of the whole staff as you seethe with hopefully hidden rage. "It's a demonstration of power. It's demeaning," contends Harry Levinson, Ph.D., the dean of organizational psychologists and head of the Levinson Institute in Waltham, Massachusetts.


Bumper

By

“$#!^!, gua melulu yang dijadikan bumper!” 

Ini adalah umpatan yang cukup sering kita dengar. Rupanya banyak juga ya orang yang ‘merasa’ dirinya dijadikan sebagai bumper bagi kepentingan pihak lain. Selama ini, saya tidak benar-benar memahami makna umpatan itu. Tetapi tadi malam, saya mendapatkan ‘penjelasan’ yang terang benderang. Saya dalam perjalanan pulang dari sebuah sesi training di Bandung ketika di kilometer 66 tol Cikampek mobil di depan saya mengerem mendadak. Dia melakukan itu karena truck raksasa didepannya mengerem mendadak. Dan saya yakin, truck itu mengerem mendadak karena kendaraan didepannya juga mengerem mendadak. Semua mobil yang kompak mengerem mendadak didepan saya itu selamat dari hantaman mobil dibelakangnya. Sayang, mobil saya ditabrak oleh mobil lain di belakang saya. Benturan keras itu menimbulkan kerusakan berat di bumper belakang mobil saya. 


Sabtu, 16 Juni 2012

Corporate Slave


Beberapa bulan yang lalu, kata-kata corporate slave atau budak perusahaan,  terdengar oleh saya kembali. Kata-kata ini terucap oleh keponakan saya, dimana saat itu saya bertanya tentang rencana dia untuk menghabiskan waktu diakhir pekan itu. Jawaban dia saat itu “ wah…nggak bisa kemana-mana, harus ke kantor, ada kerjaan yang harus diselesaikan, biasa....corporate slaves....”, merupakan jawaban sambil bercanda yang sebenarnya mempunyai banyak makna. Keponakan saya mengucapkan itu, bukan karena ketidaksiapan dia untuk memberikan yang terbaik pada pekerjaan dan tugasnya, melainkan ungkapan bahwa, sebagai pegawai kantoran, dia mempunyai tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas dia, dan itu, kalau perlu harus dia lakukan pada saat libur weekend sekalipun, karena terpaksa atau ada perintah. Dia mengibaratkan dirinya layaknya corporate slave…


Cigarette Smoking Is Caused By A Delusion

Photo : P.13

By Alex Lickerman  

I leaned back in my chair and breathed a heavy sigh. My patient, Mr. Rodriguez (not his real name), noticed my discomfort. “I know I should quit,” he told me with a guilty shrug of his shoulders. “Have you ever tried?” I asked. “Once,” he replied, “but it didn’t stick.” Mr. Rodriguez had been a pack-a-day smoker for the past 20 years, something he’d only begrudgingly confessed in response to a standard inquiry I make of all my first time patients.  He didn’t see it as a problem himself.  Or at least he hadn’t mentioned it when I’d asked him at the beginning of the visit why he’d come to see me.

“Are you aware of all the ways cigarette smoking is bad for you?” I asked. An alarmingly high proportion of patients know surprisingly little about all the potential consequences of tobacco smoking.  Mr. Rodriguez, however, was able to come up with two of the major ones:  heart attacks and lung cancer. “Why do you keep smoking when you know it causes heart attacks and lung cancer?” I asked him.  He shrugged, obviously embarrassed to be caught in a contradiction. But even as I tried to shame him into wanting to quit by preying on his need to appear consistent, I knew no contradiction actually existed.  I knew this not because of my medical training or subsequent years of medical practice, but rather because of my many years of practice as a Buddhist.

More Than Words

By Admin 

Dalam berkomunikasi baik melalui lisan maupun tulisan pilihan kata-kata yang digunakan sangat berpengaruh terhadap hasil dari komunikasi yang diinginkan.  Pilihan kata yang tepat, cerdas dan bermakna akan lebih memudahkan "pesan" yang ingin disampaikan. Penggunaan pilihan kata yang tidak tepat dapat berakibat miss communication, yang pada akhirnya "pesan" yang hendak disampaikan menjadi tidak tepat sasaran.

Mungkin dalam kehidupan sehari-hari bila ada yang menggunakan pilihan kata-kata yang agak "rumit" akan ada yang berkomentar :"... susah amat sich, yang gampang aja kalimatnya.." dan lain sebagainya. Atau mungkin juga pilihan kata yang digunakan seseorang dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa dirinya well educated. Dalam ulasan ini, tentu saja bukan bermaksud untuk menjadikan seseorang agar dianggap well educated, namun ditujukan agar penggunaan pilihan kata yang tepat digunakan sebagai alat agar tujuan dari komunikasi dapat tercapai.

Do You Need Antibiotics ...?

By Alex Lickerman


One hundred fifty million prescriptions for antibiotics are written each year in the United States.  By some estimates, one third of them are unnecessary.  One of the most common diagnoses for which antibiotics are inappropriately prescribed is upper respiratory tract infections (URIs).  The overwhelming majority of these infections are viral—infections for which we have no treatment that speeds resolution of symptoms (with one possible non-antibiotic exception, discussed below).

Why are antibiotics so commonly overused?  First, because patients so often want and expect them.  Bacterial infections seem to be something almost everyone considers himself to be able to diagnose accurately.  Second, people don’t realize that distinguishing between bacterial and viral infections is important, not realizing that antibiotics don’t work against the latter.  Third, patients (and doctors) think antibiotics are harmless.  This is, unfortunately, sometimes not true (as with all medical interventions).  As one of my infectious disease specialist colleagues often says, “The dirty little secret of infectious diseases is that antibiotics often make you feel lousy.”  Occasionally, antibiotics even cause disease (sometimes serious disease like clostridium difficile colitis, a malady I myself once had the displeasure of contracting).  Antibiotic use also breeds antibiotic resistance.  And though any one course of antibiotics isn’t itself likely to breed a bacterial superorganism, repeated exposure ratchets up the risk.  Finally, we’re just beginning to understand the complex biomass of bacteria that inhabit our large intestines (the number of such bacteria exceeds the number of cells in our bodies) and the beneficial functions they may perform for us.  Some have theorized that changes in this biomass may give rise, or at least contribute to, a number of diseases.  Though it’s far too early to draw any conclusions about this, it’s not too early to remain disinclined to disturb that biomass unless we expect a great benefit from doing so (i.e., the speedy resolution of a bacterial infection that would otherwise not resolve).


Selling Key

Mr. Bean
Kunci Penjualan  

Pernah lihat film Mr. Bean..? Tentunya Anda semua pernah melihat film Mr. Bean atau film yang serupa dengannya. Film itu mampu membuat Kita tertawa sekalipun hanya beisi alur cerita diiringi musik dan gumaman suara yang tidak jelas. Dari mana pesan lucu itu dikirimkan ? Bagaimana Kita bisa mengerti atau menangkap pesan yang mereka maksudkan ? Apakah ini berarti bahwa Kita bisa berkomunikasi tanpa kata-kata ?  Memang demikianlah, ternyata pesan dan makna bisa disampaikan tanpa menggunakan kata-kata. Inilah yang disebut bahasa tubuh yaitu gerakan tubuh, ekspresi dan lain-lain yang mengirimkan pesan pada kita tanpa menggunakan kata-kata.


The Neurology Of Near : Death Experiences







Are Near Death Experiences explainable in purely neurological terms?  

I've never had a patient confess to having had a Near Death Experience (NDE), but recently I came across a fascinating book called The Spiritual Doorway in the Brain by Kevin Nelson, M.D. that reports as many as 18 million Americans may have had one. If true, the odds are not only that some of my patients have been among them, but also some of my friends. Which got me wondering: just what does science have to tell us about their cause?

That NDEs happen isn't in dispute. The sequence and type of events of which they're composed are similar enough among people who report them that NDEs could be considered a syndrome of sorts akin to a disease lacking a known cause. But just because millions of people have experienced NDEs doesn't mean the most commonly believed explanation for them—that souls leave bodies and encounter God or some other evidence for the afterlife—is correct. After all, people misinterpret their experience all the time (an optical illusion representing the most basic example). Without a doubt, many people who report NDEs are profoundly affected by them, but usually more as a result of their interpretation of the experience (i.e., the afterlife is real) than as a result of the experience itself. It turns out, however, that a number of reproducible observations combined with a bit of conjecture yield an entirely plausible neurological explanation for all the reported experiences that comprise NDEs.


Kamis, 14 Juni 2012

Anda Diizinkan Masuk Kantor Hari Ini..?

”Fakta bahwa Kita diizinkan masuk ke kantor merupakan sebuah anugerah tak ternilai. Sedangkan bagaimana Kita menjalani aktivitas kerja merupakan gambaran rasa syukur Kita atas anugerah itu.
Bisakah Anda membayangkan bagaimana seandainya pagi ini satpam kantor menghentikan Anda didepan pintu kantor. Lalu mengatakan; Maaf, Anda sudah tidak punya akses lagi ke kantor ini….  Pertanyaannya serem banget ya? 

Bergantung bagaimana Anda menilainya. Jika mau fokus pada seramnya, ya bikin seram. Tapi jika berfokus pada awareness alias kesadaran, maka bukan keseraman yang kita dapatkan. Melain rasa syukur tentang betapa besarnya anugerah bisa masuk kantor yang hari ini kita dapatkan. Bukankah tidak semua orang diizinkan masuk kedalam kantor Anda?

Sebagai orang kantoran, kita juga sering merasa bahwa sudah selayaknya kantor tempat kita bekerja itu memberi kita akses kapan saja kita ingin memasukinya. Namun ternyata; kita tidak benar-benar memiliki keistimewaan itu. Sehingga boleh jadi, ada suatu hari dimana kita tidak lagi boleh memasukinya.  Maka sepatutnya kita gunakan kesempatan itu sebaik-baiknya, untuk menunjukkan bahwa kita memang layak memperoleh kepercayaan itu selama mungkin. 

Depression: Effects and Forms

By Robyn Wheeler 

By Model
Depression affects over 121 million people worldwide and is the leading cause of disability worldwide. Depression takes on various forms from mild to severe and women are twice as likely than men to be affected by depression especially during childbearing years. Most of us have heard of or know of someone with severe depression such as when someone takes to their bed for days or months on end, unable to go to work or care for their family.



But mild depressions exist as well and their symptoms are not talked about as often as major depression which leads to countless numbers of people living with undiagnosed depression for years or decades of their lives believing life is more difficult for them than for others.

Body Language

Body Language in Sales, Management and Leadership 
By Robert Phipps

Photo :Nikita Buida via Flickr of naiznanku.com
I was in sales and management for some 20 years and did literally dozens of different sales courses, managements courses, leadership courses and they all had one thing in common, they dedicated a little bit to the subject of body language. 

When I say they little did a bit, I do mean a little bit, there was never enough !!!  Whether it was a one day course or week long we’d rarely spend more 20-60 mins on the Non Verbal Communication aspects of these roles. 20-40 minutes, are you kidding me ? If you ever been on one of the above courses how much time did you spend on the body language of those roles ? And I can say without any hesitation that every single course I went on threw up on flip charts, projectors and white boards, the age old figures supposedly by Albert H Mehrabian, on how much we communicate through the three different areas.

Top Ten Body Language Tips

By Robert Phipps
The Official Guide to Body Language

Your ability to use your own body language to emphasize your chosen words is paramount in all human interactions...so here’s my Top Ten Tips on how to make the most of it!

1. Eye Contact
Eye contact is one of the most important aspects of dealing with others, especially people we've just met. Maintaining good eye contact shows respect and interest in what they have to say. We tend to keep eye contact around 60-70% of the time, (however, there are wide cultural differences, so be careful in other countries). By doing this you won't make the other people feel self conscious, like they've got a bit of vegetable stuck between their teeth or a dew drop hanging from the nose. Instead, it will give them a feeling of comfort and genuine warmth in your company. Any more eye contact than this and you can be too intense, any less and you give off a signal that you are lacking interest in them or their conversation.


Rabu, 13 Juni 2012

Team Hoyt : The Great Father


Pernah dengar tentang Team Hoyt...? 
Hmmm... Rasanya lebih banyak yang belum mengetahuinya... Kisah ini dimulai pada tanggal 10 Januari 1962 dimana pasangan Dick Hoyt dan Judy dianugrahi seorang putra yang diberi nama Rick Hoyt. Kebahagiaan keluarga Hoyt atas kelahiran putranya tersebut tidak berlangsung lama. Karena Rick Hoyt didiagnosa oleh dokter menderita celebral palsy pada saat lahir karena terjadinya penyumbatan aliran oksigen yang diduga akibat tali pusar yang melingkari lehernya. Akibatnya, otaknya tidak dapat mengirimkan "pesan" yang benar untuk otot-ototnya. 
 
Banyak masukan dari paramedis bahwa Rick Hoyt untuk di sekolahkan secara "khusus" karena ke depannya Rick Hoyt akan "menjadi beban" dan  semakin tidak berdaya. Keluarga selalu menjaga Rick Hoyt dengan penuh kasih dan selalu berharap bahwa pada saatnya nanti mereka dapat "berkomunikasi" dengan Rick sebagaimana layaknya sebuah keluarga. 

Cara Mengetahui Seseorang Sedang Berbohong, Bagian Ketiga

Mata Tidak Bisa Berdusta

Dari dua tulisan terdahulu tentang Cara Mengetahui Seseorang Sedang Berbohong (lihat : Bagian Pertama dan Bagian Kedua), Kita telah mendapat sekilas pandang tentang salah satu soft skills yang cukup kiranya bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Bagi para marketer, kemampuan dalam mengaplikasikan skill ini sangat berguna ketika menghadapi client atau customer. Kemampuan mengetahui seseorang berbohong (dalam hal ini adalah client / customer), kiranya sangat diperlukan untuk mengambil langkah tindakan teknis dan strategis selanjutnya agar misi Kita sebagai marketer (khususnya para rekan Medical Representative) dapat tercapai dengan baik.   

Beberapa tahun yang lalu sekitar tahun 2003-2004, perusahaan penulis sedang bekerja, mendatangkan Top Motivator Indonesia yaitu Bapak Mario Teguh. Beliau memberikan training dengan tema "What Class Are You In ?". Dalam sebuah sesi, beliau sempat memberikan sebuah role play dan game dimana Bapak Mario Teguh dapat "menebak" apakah informasi yang beliau tanyakan adalah tepat atau khayalan / "dusta". Namun sayangnya, beliau tidak merinci lebih jauh tentang "cara dan trik" untuk membedakan info yang diberikan seseorang dalam role play dan game apakah info tersebut benar adanya atau hanya khayalan / dusta / berbohong. Mungkin karena "cara dan trik" tersebut dapat dikatakan melenceng dari tema pelatihan yang diberikan. 


Sabtu, 09 Juni 2012

The True Story of Cosmetics

Exposing the Risks of the Smear Campaign
October 18, 2011 
The Campaign for Safe Cosmetics and its partner, the Environmental Working Group (EWG), are on a crusade to scare consumers away from using cosmetics and hygiene products that contain preservatives and other useful chemicals. As part of their effort to ban the use of synthetic ingredients from skin products, these environmental extremist groups are working to incite fear among consumers, making outrageous and bogus claims that we are poisoning ourselves by using lipstick, makeup, deodorants, skin creams, and even baby products. Specifically, they claim that the additives can cause cancer, create neurological disorders, or cause hormone disruption—even though they are present in trace amounts.

In fact, these preservatives protect users from bacteria. Present in quantities so small—typically, less than 1 percent of a product’s total weight—they are added to prevent contamination and to protect consumers from the buildup of dangerous bacteria that can cause eye infections, skin rashes, and even deadly infections such as E. coli and Salmonella.


Watch What You Eat Or You Will Get Old

By J.E. Block M.D., PhD FACP

Dangerous Cooking
Depending on how and what the food is cooked, a person could age much faster than they should. There is now a simple test (A1cHgb) that predicts how fast a person ages. It measures a process called GLYCATION, which is an index of aging. This is a non-enzymatic process which results in the bonding of a carbohydrate, protein or lipid molecule with living tissue. This can occur within (endogenous) or without (exogenous). This reaction produces Advanced Glycation End-products (AGEs) when sugar is hooked up with our tissue molecules, APEs with Protein, and ALEs with Lipids. Exogenously it happens with cooking without much water and heating over 300 degrees with sugars, proteins or fats. These compounds are absorbed by the body during digestion with about 30% efficiency. Glycation may also contribute to the formation of acrylamide, a potential carcinogen, during cooking. AGEs, APEs,and ALEs are contributors to inflammation and disease states such as retinal dysfunction, cardiovascular diseases, type II diabetes, and arthritis. Food manufacturers have added AGEs to foods, especially in the last 50 years, as flavor enhancers and colorants to improve appearance. 


Jumat, 08 Juni 2012

The Zodiak and Performance, Part I

Bagian Pertama dari Tiga Tulisan
Dalam setiap penerimaan karyawan baru, proses wawancara / interview merupakan sebuah proses yang sangat penting. Proses interview dapat dikatakan merupakan jendela bagi penerima calon karyawan dalam hal ini perusahaan dan juga jendela bagi sang calon karyawan. Proses interview yang penulis kenali biasanya ada dua macam. yang pertama adalah proses interview yang dilakukan oleh team Human Resources Department (HRD) baru kemudian diakhiri oleh team end user (atasan langsung sang calon karyawan). Yang kedua, ada yang dilakukan oleh oleh team end user dahulu baru kemudian oleh team HRD. Tentu saja untuk proses yang lain seperti test tertulis, test kesehatan dan lain-lain tidak begitu saja ditinggalkan.

Proses interview dikatakan merupakan jendela bagi kedua belah pihak karena beberapa hal sebagai berikut. Bagi perusahaan, perusahaan berupaya menggali sebanyak-banyaknya informasi dan potensi dari calon karyawan yang diperlukannya. Dan bagi calon karyawan, merupakan sebuah wahana untuk menggali sebanyak-banyaknya informasi posisi dan profile perusahaan itu sendiri.

Dalam proses interview beberapa tahun yang lalu, seorang rekan kerja selalu berkata : ".... Jangan lupa Bro... Tanggal lahirnya bulan apa, zodiaknya apa dan liat primbon...". Saya sempat berfikir dia bergurau, namun  rekan tersebut menjelaskan panjang lebar dari sisi psykologis bahwa ada "benang merah" zodiak seseorang dengan prediksi performance-nya kelak. Meski ini termasuk pseudoscience , namun menurutnya dapat dipertimbangkan. 

Are We Born Shy?

By Bernardo J. Carducci. Ph.D.
Whether it's at a party or on a plane, when people find out that I know something about shyness, invariably, the first question they ask me is "Are we born shy?" The answer to that question is absolutely not! There is no way that we can be born shy.

 
 
 
 
The Role of Self: A Necessary Component
The principal reason you cannot be born shy is that shyness is characterized by three major features: excessive self-consciousness, excessive negative self-evaluation, and excessive negative self-preoccupation. All three characteristic features of shyness involve a sense of self. And the sense of self does not develop until approximately 18 months of age. Since individuals are not born with a sense of self, they cannot be born shy.

Are We a Nation of Cheaters?

Most cheat a little, a few cheat big-time.

Success Can Lead to Arrogance...!??!!#!!

Tidak ada masyarakat dimana pun juga dapat menerima seorang yang gagal maka Anda tidak perlu berharap ada orang yang dapat menghargai Anda apalagi menghadiahi produk kegagalan Anda. Masyarakat lebih menghargai seorang yang sukses dan melupakan seorang yang gagal. Dalam setiap orang , kesuksesan berarti ia telah berhasil mengatasi masalah keuangan, promosi kerja, membina keluarga dan status sosial yang meningkat. Bila Anda termasuk orang yang gagal, maka tidak ada seorang pun dapat memahami kegagalan Anda, bahkan mereka menghukum Anda .
Setiap individu yang "normal", pasti mendambakan kesuksesan dalam hidup. Dan setiap individu yang berharap akan perubahan "hidup" menjadi lebih baik dari sebelumnya, pasti ingin merasakan kesuksesan. Upaya yang keras, smart dan pengorbanan adalah syarat mutlak dalam mencapai kesuksesan. Resiko yang harus ditempuh untuk mencapai sukses biasanya tidak setiap orang bersedia dan mampu untuk menghadapinya. Atau dengan kata lain, ingin sukses namun tanpa upaya, resiko dan pengorbanan yang harus ditanggung. 

Senin, 04 Juni 2012

Are You Happy With Your Live (and your job) Now..?

By Yodhia Antariksa, Msc

Photo credit by Rusty Brick under creative commons license
Hidup pada akhirnya memang selalu penuh dengan tikungan. Ada kalanya kita berada pada parade keberhasilan yang membuat kita mabuk dalam ekstase keriangan. Ada pula saat ketika kita terpeleset, terpelanting dan terpuruk dalam segores duka. Toh dalam lingkaran jatuh dan bangun itu, hidup harus terus dijalankan. Kita terus berproses dan bertumbuh “menjadi manusia”. Becoming a true person, demikian Erich Fromm pernah berujar dalam risalahnya yang terkenal itu, On Being Human.

Namun mungkin ada kalanya kita perlu berhenti sejenak, mengambil rehat, dan melakukan kontemplasi. Sekarang tataplah screen (layar) laptop atau komputer Anda. Lihatlah screen yang ada di depan Anda ini sebagai sebuah cermin…..lalu bayangkanlah, kira-kira lima tahun dari sekarang, potret apa yang tergambar dalam layar di depan Anda ini. 

Apakah yang tergambar dalam bayangan itu adalah figur Anda sebagai seorang saudagar sukses dengan omzet bisnis ratusan juta per bulan, dengan sebuah apartemen indah di Dharmawangsa Residence? Atau yang muncul adalah gambaran Anda sebagai seorang manajer sukses bergaji 30 juta perbulan, dengan sebuah SUV nongkrong di garasi rumah? Atau yang justru tergambar di layar adalah gambaran Anda sebagai seorang guru mengaji di sebuah surau kecil di kampung halaman Anda, nun jauh disana, di sebuah kampung dimana segenap ambisi materi dan duniawi menjadi lenyap, karena disitu yang ada hanyalah “keheningan, kedamaian dan kebersahajaan”?

Minggu, 03 Juni 2012

Secangkir Air Teh Yang Luber

By Admin

Peristiwa ini terjadi setelah beberapa pekan dari kejadian yang mungkin kini telah dilupakan oleh masyarakat saat ini. Tepatnya tanggal 27 Juli 1996, ya... tragedi perebutan kantor Partai Demokrasi Indonesia diantara dua kubu yang bertikai pasca kongres partai. Terlepas dari ada atau tidaknya "invisible hand" dalam peristiwa itu, kondisi Indonesia menjadi berubah drastis menjadi lebih "genting" dari pada biasanya. Kondisi emergensi / siaga satu juga dilakukan para aktivis kampus pada masa tersebut. Hal ini terkait dengan adanya kabar bahwa terjadi penangkapan oleh aparat terhadap para aktivis kampus di seluruh Indonesia. 

Sabtu, 02 Juni 2012

Kisah Sebungkus "Supermi"

Tiga Puluh Tahun Yang Lalu

Sarimi dewasa kini (Indofood.com)
Saat ini beragam merek mie instan telah banyak ditemukan. Harganya pun bervariasi serta terjangkau bagi semua kalangan. Beraneka ragam rasa, bentuk dan cara penyajian telah tersedia. Keberadaanya pun mudah ditemukan, dari super market, midi market, mini market, pasar modern dan pasar tradisional bahkan warung kecil sekalipun menyediakannya. Mie instan saat ini juga bukanlah makanan yang luar biasa. Yang pasti di era 90-an, mie instan adalah makanan khas para mahasiswa yang mendapat kiriman orang tua sebesar 20, (dua puluh koma). Ya... di tanggal 20 setiap bulannya mereka koma... he..he..he.. 

Di era tersebut para rekan pramuka (pandu) dan rekan-rekan pencinta alam menjadikan mie instan bahan pokok wajib dibawa dalam setiap kegiatan di lapangan seperti perkemahan dan pendakian gunung. Ada kenikmatan tersendiri bila menikmati mie instan dan bahan makanan tambahan lainnya, bila dimasak dengan kompor parafin. Dinginnya cuaca pada saat kegiatan lapangan dapat ter-hangat-i dengan hidangan mie instan yang terkadang dimasak setengah matang karena keterbatasan parafin. Kenikmatan tersebut dituntaskan dengan minuman penutup berupa kopi hangat atau teh hangat. Hmmm... jadi ingat masa lalu nich... 

Saving Earth By Paper

Beberapa tahun yang lalu, di tempat Saya bekerja, ada seorang sekretaris yang sangat perfeksionis. Selain perfeksionis, dia terampil dan cekatan dalam mengerjakan semua tugas kantor. Kami semua di kantor merasa segan dan hormat kepada beliau. Dia juga sangat perhatian terhadap semua kebutuhan team dalam menjalankan tugasnya. Terkadang, ketika menghadap beliau, sebelum mengutarakan maksud dan tujuannya, beliau sudah berkata : " Ada Apa...?"  Hmmm... memang perlu nyali yang "kuat" untuk bertemu dengannya. (Saat ini, beliau telah resign dan fokus sebagai manager rumah tangga).

Salah satu kebiasaan beliau adalah sangat hemat dalam penggunaan kertas kerja. Kertas kerja yang telah dipakai, dia kumpulkan untuk digunakan kembali pada halaman sebaliknya. Demikian juga dengan amplop surat, amplop surat bekas yang masih layak digunakan dan dalam kondisi yang baik, dia gunakan kembali. Semua kertas yang masih dapat digunakan, pasti diberdayakan kembali. Kita semua sempat ngerumpi : " pelit amat sich pake kertas baru...!@!#@!!" , "Atau barangkali instruksi si Boss agar expense / biaya fixed cost tidak gede..." dan lain sebagainya. Ketika Kami tanyakan kepadanya, dia menjawab: " ...Biar hemat tau...!@!#@!" dan ditambah kultum tentang hemat. Namun kultum disini artinya kuliah tulung-tulung...he..he..he..

An Amazing Girl : Qian Hong Yan

Qian Hong Yan
Pernahkah kita melihat anak kecil belajar berjalan... ? Dia sering terjatuh, lalu menangis... namun dia bangkit kembali dengan tanpa beban untuk belajar berjalan lagi dan terjatuh lagi dan menangis lagi... Dan terus berulang kali hingga dia dapat berjalan lancar. Atau mungkin Kita ingat  ketika kecil bahwa Kita dahulu sempat belajar naik sepeda. Jatuh berulang kali bahkan terluka karenanya. Namun pada saat itu terus mencoba berulangkali hingga dapat mengendarai sepeda. Ya..... Kita punya keinginan kuat untuk terus berusaha mencoba dengan tanpa beban ketika kecil. Kita pada saat ini  memang kadang perlu untuk belajar dari seorang bocah.

Dan, semangat ala bocah inilah yang mampu menjadi “bara api” yang terus menyala di tengah gelapnya malam dan kerasnya ujian hidup bagi sesosok anak berusia belasan tahun dari negeri China, Qian Hong Yan seorang bocah cilik dari Zhuangxia. Ujian yang menimpa Qian memang sangat berat. Betapa tidak, di usianya yang masih sangat dini (di usia tiga tahun,  pada bulan Oktober 2000) Qian mengalami kecelakaan fatal yang mengakibatkan separuh tubuhnya hingga batas pinggang harus diamputasi.


Tubagus Ismail : Demi Idealisme Menjadi Penjual Es Tebu Keliling

Jawapos – Metropolis – Sabtu, 3 September 2011
Inspirasi

Tak banyak orang seperti Tubagus Muhammad Ismail. Ketika ditulis Jawa Pos pada akhir 2009, statusnya masih tukang tebu keliling di kompleks Griya Wage Asri, Taman, Sidoarjo. Rombong es tebu itu dikerumuni ibu-ibu muda ketika melintas di kawasan Wage, Sidoarjo. Tawa riang dan canda mereka berbaur dengan suara anak-anak yang berebut membeli. Susana itu hampir terjadi tiap hari pukul 15.00-17.00.

Itulah rutinitas Tubagus Muhammad Ismail menjajakan es tebunya di kawasan tersebut. Pria 39 tahun itu berbeda dari penjual es tebu lain. Penampilannya rapi, bersih, pakaian necis, dan wangi. Dengan tinggi badan sekitar 170 cm, kulit putih, paras tampan, pria berdarah Banten-Sunda-Padang itu jauh dari mainstream penjual es tebu keliling.

Karena itu, tak heran Ismail merupakan tukang tebu favorit -setidaknya- di kawasan Wage. Seorang warga perumahan bahkan menjuluki Ismail sebagai tukang tebu terganteng se-Asia Tenggara.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...