Halaman Muka

Minggu, 15 September 2013

How Do High Achievers Really Think?


Source: neuronarrative.wordpress.com

What does research show about how high achievers really think? High achievers are often marked, unsurprisingly, by a strong motive to achieve. Less accomplished individuals are often more motivated to avoid failure.

Achievement motivated individuals have a strong desire to accomplish something important, and gain gratification from success in demanding tasks. Consequently they are willing to expend intense effort over long timespans in the pursuit of their goals.

Sabtu, 14 September 2013

Memanfaatkan Potensi Anak Buah : Ethis -Tidak Ethis ?

By Donna Turner
EXPERD Consultant

Source: citehr.com
Ibarat sutradara film yang perlu memutar otak untuk mengerahkan para aktris agar dapat menjiwai peran mereka secara optimal, seorang atasan di perusahaan memiliki fungsi yang kurang lebih sama. Sutradara membutuhkan pemeran utama, pemeran pembantu yang akan diarahkan sesuai skenario, termasuk pemeran figuran, yang meskipun kontribusinya kecil, akan menentukan keberhasilan sebuah karya film. Sebagai atasan, Anda juga memiliki satu pasukan yang perlu Anda arahkan dan kerahkan dengan baik. Staf senior maupun staf junior, staf permanen, temporer maupun freelancer, semuanya ada di bawah kendali Anda, perlu pengarahan dan pemanfaatan yang tepat.


Seorang sutradara dikatakan sukses, bila karyanya dipuji oleh para kritisi film, meraih penghargaan bergengsi, bahkan berhasil meraih box office. Sebagai atasan di perusahaan, Anda pun dapat dikatakan sukses bila mendapat pujian dari pimpinan Anda, mendapatkan evaluasi yang baik atas performa kerja Anda, bahkan mendapatkan promosi. Bermodalkan tim kerja yang Anda miliki dan pasukan anak buah yang ada di bawah kendali Anda, ethiskah bila Anda mengandalkan kemampuan mereka untuk kemajuan Anda? Bukankah bila Anda mampu memanfaatkan mereka sampai titik maksimal mereka, seharusnya mereka juga merasa tertantang?

Minggu, 08 September 2013

If You Are Creative, Are You Also Intelligent?

by Jonathan Wai
Can you create beyond what you don't know?
Source : adobe.com

According to an article in Newsweek, here in the United States we apparently have a creativity crisis.  According to Kyung Hee Kim at the College of William and Mary, scores on the Torrance Test of Creative Thinking have been decreasing since the 1990's.  The same article mentions that China is making a push to move away from rote memorization and adopt a more problem centered learning approach, perhaps like that of America.

Contrast this with the results from the Program for International Student Assessment (PISA), which examines 15-year-old students in 65 countries.  The U.S. scored about average in science, above average in reading, and below average in math.  China was first on all subjects, with Japan, Korea, Singapore and Finland trailing closely behind.  So it appears that in addition to the creativity crisis, we also have an educational crisis, in particular in the areas of math and science.

Jadi Nomor Satu

By Eileen Rachman

Source: 123rf.com
Rasa haru tak bisa ditahan mengenang momen-momen di mana kita mendengar berita Indonesia nomor satu di dunia. Rudy Hartono juara bulutangkis terlama di dunia, Ellias Pical juara tinju, dan berita yang terakhir, di tengah gonjang-ganjing dunia pendidikan nasional, Tim Olimpiade Fisika Indonesia meraih juara umum. bahkan, Jonathan berhasil mengalahkan 380 siswa dari 84 negara. dan meraih gelar Absolutely Winner. TOFI nomor satu di dunia!

Sayangnya, predikat nomor satu mulai menjadi ungkapan langka. Bahkan, ada kebiasaan tersenyum sinis untuk menerima predikat nomor buncit mengenai kinerja sumber daya manusia Indonesia di pasaran global, rangking untuk negara yang sarat korupsi, dengan berpikiran: Ah.., yang penting bukan saya! Pertanyaan untuk kita semua adalah, apa yang sebenarnya bisa kita mulai dari diri sendiri, mulai dari sekarang dan mulai dari hal yang kecil? 

The Boss is Always Right?

by Eileen Rachman

Source: womenceoproject.com
Di mana pun, di perusahaan apa pun, banyak kita mendengar keluhan tentang atasan. Bahkan, dalam pelatihan pelatihan yang kami adakan, sudah lazim saya mendengar keluhan: Mengapa kita saja sih yang diberi pelatihan seperti ini. Atasan kitalah yang perlu mendapat pelatihan ini. Atau Ibu bisa tidak menyampaikan hal yang ibu katakan tadi kepada atasan kami juga?

Hubungan atasan bawahan akan dirasakan sebagai neraka bila ada ketidakcocokan. Tidak jarang individu berencana mengundurkan diri bila ia merasa akan terus berada dibawah bimbingan atasan tertentu. Di lain pihak, banyakkah individu yang kemudian benar-benar mengambil langkah mundur karena alasan atasan tertentu? Tidak juga. Pada dasarnya bawahan tidak bisa memilih atasan, sementara atasan lebih bebas memilih bawahan. Mau tidak mau bawahanlah yang harus menyesuaikan diri dengan bagaimanapun kondisi atasan. Sebagai bawahan, dapatkah kita me-manage hubungan menjadi mesra?

Minggu, 01 September 2013

Music Therapy for Health and Wellness

Music has been studied as an integrative therapy for many conditions.

Quick Decisions Create Regret

Good decisions made quickly feel like bad decisions

Why do we sometimes regret the choices we make?  The obvious answer is that we sometimes make bad choices, with unforeseen (though not necessarily unforeseeable) negative consequences.  But that's not the only time we experience the pain of regret.   In fact, we routinely regret perfectly good choices - not because of the outcome, but because of our experience of choosing.

In his excellent book, Blink, Malcolm Gladwell argues that the quick decision - the "snap" judgment - is much maligned.  He cites many studies showing that human beings are remarkably good at "thin-slicing" - making a speedy assessment of situations and acting on conclusions based on very little information.  Haste doesn't always make waste, and Gladwell's got plenty of scientific evidence to prove it. 

COMPLAIN PELANGGAN.....

By Ninik Wulandari, EXPERD Consultant 

Source : commons.wikimedia.org
Siapa pun tentunya tidak suka dikomplain, karena pada dasarnya kita ingin bekerja dengan baik. Kapanpun dibutuhkan, apapun yang diinginkan pelanggan, memang semestinya kita bisa memenuhinya secara tepat, agar tidak sampai menerima complaint. Apa betul demikian ? Pada kenyataannya, akan selalu ada kekurangan dalam melayani orang lain, karena kebutuhan setiap orang tentunya berubah dari waktu ke waktu. Makin cepat kita mengetahui apa yang kurang, tentunya makin baik, terlebih jika kita mengharapkan hubungan yang tidak berhenti pada kebutuhan saat ini saja. 

Rahasia terjalinnya hubungan yang kuat dengan pelanggan ada pada keterbukaan dan komunikasi yang sejelas-jelasnya, baik untuk hal-hal yang baik maupun yang buruk. Dengan demikian pelanggan tahu bahwa kita tidak hanya senang menerima pujian tetapi juga peduli pada keluhan mereka. Pelanggan yang mau meluangkan waktu mereka untuk berbagi informasi dan kepedulian semacam ini adalah asset emas bagi perusahaan.

Terkadang alasan kita merasa enggan menerima keluhan pelanggan adalah karena takut jika nantinya tidak bisa menindaklanjuti masalah mereka dengan tepat. Pada akhirnya kita lebih senang mendengar berita bagus atau tidak mendengar sama sekali, padahal kita tahu hal ini sama saja dengan membohongi diri sendiri. Tampaknya persepsi kita mesti diubah, sehingga kita akan mulai berpikir bahwa akan lebih baik jika kita di complaint dan tidak bertindak (karena satu dan lain hal), daripada tidak di complaint  sama sekali.

The Seven Habits of Highly Emotionally Healthy People

How to treat psychological injuries and improve emotional resilience 

Source: www.sagmeisterwalsh.com
Most of us pay close attention to our health and we treat threats to our physical well-being as soon as they occur. We dress warmly when we feel a cold coming on, we apply antibacterial ointments and bandages to cuts and scrapes, and we don’t pick at scabs as they heal. We sustain psychological injuries in life just as often as we do physical ones, but we are much less proactive about protecting our psychological well-being, than we are our physical well-being. Adopting the following seven habits and ‘treating’ common psychological injuries when they occur will help protect your mental health and improve your emotional resilience.

Minggu, 25 Agustus 2013

Operasi Caesar Kedua

by Indrawan Ekomurtomo,SpOG
Source : republika.co.id
Banyak orang bertanya-tanya terutama kaum Ibu, dapatkah melahirkan secara normal pada kehamilan kedua bila pada kelahiran pertama dilakukan secara caesar..? Banyak pendapat yang diutarakan kaum awam dalam menjawab pertanyaan tersebut. Namun, ada baiknya bila Kita menyimak pendapat dari ahlinya. Berikut ini adalah tulisan dari dr Indrawan Ekomurtomo,SpOG dalam mensikapi permasalahan di atas. 

Di Indonesia, Pelayanan Kesehatan Semudah di Surga

by Tri Susilawati

Source : Shutterstock.com
Banyak pasien yang mengeluh ketika antri di ruang praktek dokter, apalagi dokter spesialis. Pernahkah pasien berpikir, bahwa pasien hanya perlu MENUNGGU beberapa menit atau beberapa jam, sementara dokter BEKERJA berjam-jam melayani pasien petama hingga habis, tak jarang sampai dini hari baru bisa beristirahat. Padahal di negara lain, antri di tempat praktek dokter adalah hal yang termudah. 

Pengalaman penulis di Australia, sebelum bertemu dokter di tempat prakteknya, pasien harus janjian dulu lewat resepsionis. Terkadang dokternya sudah “fully booked” dan pasien harus menunggu hingga keesokan harinya. Mau masuk UGD langsung supaya lebih cepat mendapat pertolongan? Tunggu dulu. Jika datang ke UGD dengan penyakit ringan, bisa jadi menginap di ruang tunggu dan baru bertemu dokter UGD hari berikutnya. Belum lagi biaya konsultasi dokter UGD yang 5 kali lipat biaya konsultasi dokter umum. Mau ke spesialis? Harus dapat rujukan dari dokter umum. Pun, tidak bisa jadi pasien abadi di praktek spesialis. Setelah kebutuhan spesialistiknya hilang, dokter spesialis akan mengembalikan ke dokter umum.

Don’t Be Intimidated in the Doctor’s Office: Six Strategies

Learn how not to be intimidated in the doctor’s office

Source : psychologytoday.com
Here are six strategies to help minimize the odds you’ll be intimidated and to help ensure you make the most of the short time allotted to you with the doctor.

Uang Bukan Segalanya

by Tjiptadinata Effendi
Perth,30 Juli,2013

Source : the marketers.com
Setiap orang, dalam perjalanan hidupnya,pasti pernah terluka batinnya. Penyebabnya adalah berbagai masalah. Tetapi pada umumnya,yang paling banyak melukai batin kita ,justru adalah orang orang yang masuk dalam “ring satu” ,yaitu orang yang paling disayangi dan paling dipercayai. Kita biasanya selalu waspada terhadap orang asing,orang yang tidak dikenal ,sehingga kita menjadi lengah justru terhadap orang yang masuk dalam ring satu kehidupan kita.

Luka batin atau sakit hati,adalah luka yang paling berbahaya dan susah untuk disembuhkan. Luka phisik,betapapun parahnya ,lebih mudah disembuhkan ,ketimbang luka batin atau sakit hati yang tidak tampak. Bila hal ini dibiarkan berlarut,maka akan sangat berdampak negatif bukan saya pada diri pribadi,tetapi juga terimbas pada orang orang sekitar.

Rasa sakit hati,akan menyebabkan hilangnya kepercayaan terhadap siapapun. Karena kepahitan hati,telah menelorkan image,bahwa semua orang tidak bisa dipercaya. Virus yang amat ganas ini ,dengan cepat akan meracuni seluruh pikiran dan hati,serta jiwa yang terluka,sehingga tidak jarang terjadinya gejala gangguan kejiwaan. Yang langsung atau tidak,akan mengganggu kesehatan dan menjadikan daya daya hidup yang ada didalam diri,menjadi redup dan kemudian padam.

Minggu, 18 Agustus 2013

Memotivasi Team Work

Source : by Shutterstock
Bisa jadi kemampuan memotivasi team adalah salah satu kompetensi yang paling penting bagi seorang manager atau leader di lini terdepan sebuah organisasi. Mengapa? karena tercapainya objective dari sebuah organisasi yang berhasil adalah organisasi dengan team yang efektif. Sedangkan team perlu motivasi yang kuat untuk bermetamorfosis menjadi tim yang efektif. Anda merasa sulit untuk menggerakkan team? Mudah-mudahan sekarang tidak lagi......

Kita coba urut-urutkan secara sederhana kenapa seorang manager sering mengalami kegagalan dalam pertanyaan dan jawaban yang praktis berikut ini:
  • Kenapa achiev gagal ? Karena Target tidak tercapai
  • Kenapa target tidak tercapai ? Karena program tidak berjalan dengan baik
  • Kenapa program tidak berjalan dengan baik ? Karena manager lapangan gagal mengendalikan teamnya
  • Kenapa manager lapangan gagal mengendalikan teamnya? Karena teammnya belum menjadi team yang efektif
  • Kenapa team tidak efektif? Karena tidak termotivasi menjadi team yang efektif
  • Simple kan? Jelas sekarang bahwa memotivasi anggota team adalah hal yang penting dalam mencapai kesuksesan dan menjadi salah satu skill yang harus dimiliki oleh manager lapangan / the first line manager.
Banyak sekali pengalaman menunjukkan minimnya pengetahuan dalam memotivasi anggota dalam sebuah team. Menurut saya, hal tersebutlah menyebabkan kenapa begitu sulit untuk memotivasi anggota team. Motivasi dilakukan tanpa pengetahuan yang memadai. Ternyata untuk memotivasi perlu pengetahuan dan cara yang baik. Ada contoh dimana seorang manager menempelkan foto-foto dan kalimat motivasi di dinding ruang kerja (rasanya cukup banyak yang melakukan ini) tanpa melakukan hal yang lain. Menurut Anda apakah ini mampu untuk memotivasi anggota team yang memiliki kemampuan yang cukup tinggi ?

The Secrets of Happiness

By David G. Myers

Photo by Jordan Matter
Forget about money. Don't fret about youth. Acting happy is likely to make you happy. There are happy people. Researchers at the National Institute on Aging found that well-being is strongly influenced by enduring characteristics of the individual. In a 10-year study, they found that, regardless of whether their marital status, job, or residence had changed, people with a happy disposition in 1973 were still happy in 1983. There's good news in these findings: Given the right disposition, in the face of difficulty, people can still find renewed happinessWhat makes for a happy disposition? Who are these people who stay basically up despite life's downs? There are four important traits of happy people 

Minggu, 11 Agustus 2013

Memaafkan

Source: ramliizhaque.wordpress.com
Saling memaafkan tidak hanya di Lebaran saja, kita bisa mengaplikasikannya setiap saat. Manusia adalah tempanya salah dan lupa. Melakukan kesalahan adalah hal yang normal. Dan Anda tidak perlu ragu untuk meminta maaf jika berbuat salah. Dan jika ada yang meminta maaf kepada Anda, sudah seyogyanya Anda memaafkan. Namun, memang memaafkan tidak semudah membalikan telapak tangan. Terkadang Anda merasa tidak adil jika Anda memaafkan orang yang jelas-jelas merugikan Anda atau orang lain.

A Good Leader Learns When To Let Others Lead

by Christine Maddox

Source : stepupleader.com
Letting someone else hold the reigns when the situation calls for it doesn’t make you any less of a leader. In fact, you are more enlightened of a leader if you do. Although some may have a hard time releasing that power, a good leader knows when a more skillful subordinate should lead the situation. After all, it is the completion of the project that is important. Don’t let pride put the team in jeopardy if a subordinate has the required skills for the task at hand. Here are some tips that may help you in your quest to be the kind of leader who knows when to let others that are more qualified take over 

Cloning High Performers, Part I

Cara Kloning High Performers
Written by Yodhia Antariksa

Peran pengelolaan SDM di banyak perusahaan tampaknya belum bisa dilakoni dengan penuh kecemerlangan. Masih banyak peran pengelolaan SDM yang hanya tergelincir dalam setumpuk tugas administratif, dan tak kunjung mampu memberikan value added siginifikan bagi berkibarnya bendera kejayaan organisasi.

Kenyataan kelam semacam itu mestinya harus segera disibak manakala kita percaya bahwa keunggulan SDM adalah kata kunci menuju kemenangan sejati. Para pengelola SDM di perusahaan mestinya bisa setapak maju menjadi strategic partner, dan kemudian meracik sejumlah inisiatif strategis buat melentingkan kinerja bisnis menuju titik optimal.

Dalam konteks itulah, terdapat satu inisiatif kunci yang barangkali bisa segera dirajut untuk memekarkan keunggulan SDM dan kejayaan bisnis. Inisiatif ini adalah : bagaimana cara mengkloning barisan pekerja unggul (high performers). Mari kita diskusikan tema kunci ini secara ringkas disini.

New Antioxidants Are 100 Times More Effective Than Vitamin E


L-ascorbic-acid-3D-balls. Source: en.wikipedia.org
An international team of chemists has developed a new family of antioxidants that are up to 100 times more effective than Vitamin E. "Vitamin E is nature's antioxidant and people have been trying to improve upon it for more than 20 years with only marginal success. We have taken a very big step in the right direction," says Ned A. Porter, the Stevenson Chair of Chemistry at Vanderbilt. He supervised the development, which was published in the European journal Angewandte Chemie International Edition. The university has a patent pending on the new compounds.

Antioxidants are molecules that can counteract the damaging effects of oxygen in tissues and other materials. So far, the new antioxidants have been tested "in vitro" in the test tube. But studies with biological molecules, such as cholesterol, suggest that the new compounds have properties that could make them suitable for dietary supplements. Shortly, Vanderbilt researchers expect to begin the lengthy process of determining how effective the new the compounds are in living animals and whether they have any harmful side effects.

Minggu, 28 Juli 2013

Bai Fang Li : Sang Tukang Becak Penyantun Anak Kaum Papa

Saya langsung menulis namanya di ponsel jadul yang saya miliki agar tidak lupa. Bai Fang Li, seuntai nama, saya mengenal sosok renta ini ketika melihat kisahnya di on the spot (Trans7) belum lama ini. Penasaran, saya lalu menggali beritanya di google. Hmm..., ternyata saya telat. Kisah Bai Fang Li  telah lama diperbincangkan.

Selintas, saya coba membandingkan dengan para dermawan abad ini semisal Oprah Winfrie atau Bill Gates (seturut beberapa tulisan yang saya jumpai), namun saya keliru. Sangat tak fair membandingkan kisah mereka, dia Bai Fang Li sosok yang berbeda, kisahnya terlampau unik....

Hidupnya habis di atas sadel becak. Ia mengayuh dan terus mengayuh, membawa pelanggan kemana saja mereka mau, meski ia hanya dibayar sekedar. Tubuhnya kecil, sangat kecil untuk ukuran becaknya atau pelanggan yang memakai jasanya, namun semangatnya sungguh gagah perkasa.

Sejak jam 6 pagi, ia mulai melanglang di jalanan dan berakhir setelah jam 8 malam. Pribadinya ramah dengan senyum tak pernah lekang dari wajah keriputnya. Menurut orang-orang yang mengenalnya, ia tak pernah mematok harga, berapapun yang dibayar ikhlas ia terima. Tak mengherankan jika banyak pelanggan yang membayar lebih, mungkin karena tak tega, melihat tubuh ringkih bersama nafasnya yang ngos-ngosan terus mengayuh becak tua, mengalahkan terik siang dan jalanan mendaki.

Tips Tinggalkan Pekerjaan Saat Libur Lebaran

Source: mungkopas blogspot com
Aura liburan yang semakin dekat sering membuat semangat bekerja menurun. Agar tenang meninggalkan kantor pada libur lebaran lalukan beberapa langkah ini. 

Buat daftar 
Menjelang libur, buat daftar pekerjaan yang tersisa serta email-email yang belum terbalas. Rencanakan alokasi waktu untuk menyelesaikan semua yang ada di daftar Anda. Tapi jangan buat alokasi waktu yang terlalu padat hingga tidak realistis. Ingat, masih ada kemungkinan pekerjaan tambahan menjelang detik-detik terakhir sebelum libur. 

Jika daftar Anda cukup panjang dan tak mungkin diselesaikan sebelum libur, buat daftar prioritas mana yang penting. Pastikan atasan, rekan kerja atau klien terkait mengetahui adanya pekerjaan yang masih tertunda hingga libur lebaran usai. Informasi ini penting untuk membuat rekan kerja dan klien Anda agar sama-sama memahami situasi dan melakukan persiapan sesuai sumber daya yang tersedia. 

Apakah Tangan Diatas Selalu Lebih Baik Dari Yang Dibawah?

by Dadang Kadarusman

Makan......... Itu kebiasaan kita setiap hari. Bahkan kita melakukannya lebih dari satu kali dalam sehari. Tetapi, adakah ˜nilai lebih" dari proses makan yang kita lakukan itu ? Bagi anda yang berkecukupan, fungsi makan bisa ditingkatkan dengan cara ˜memberi makanân" kepada orang yang membutuhkan. Dengan begitu anda digelari sebagai sang dermawan. Posisi si pemberi derma selalu berada lebih tinggi daripada si penerima. Sehingga timbul ungkapan; tangan diatas jauh lebih baik daripada yang dibawah. Oleh karenanya pula, tidak heran kalau kita sering merasa ˜lebih mulia" setiap kali memberi. Bahkan, ketika menyerahkan pemberian itu pun tidak jarang wajah kita mendongak keatas. Pertanda kemuliaan kita – rasanya – lebih tinggi dari si fakir itu. Karena melalui ungkapan itu kita meletakkan posisi sang penerima derma ditempat terbawah. Memang; ˜Tangan diatas jauh lebih baik daripada yang dibawah"

Minggu, 21 Juli 2013

Kerinduan Seorang Ibu


Sebagai seorang yang bekerja di dunia marketing ethical farmasi (medical representative), kebiasaan makan malam setelah melakukan aktifitas kunjungan di malam hari adalah suatu hal yang biasa. Bahkan dapat dikatakan sebagai ritual “resmi” seorang medical representative. Seorang rekan sempat berkata : “... makan malam terasa nikmat bila dilakukan setelah pekerjaan telah selesai semua..”. Makan malam tidak hanya sebagai ritual untuk memenuhi kebutuhan tubuh, namun juga sebagai ajang sosialisasi bersama rekan-rekan seprofesi.

Kisah ini terjadi empat tahun yang lalu, beberapa hari menjelang Hari Raya Idul Fitri 1429 H. Salah satu langganan penulis selama bulan Ramadhan adalah sebuah warung nasi yang berada di jalan Kapten Sudibyo kota Tegal, Jawa Tengah. Warung nasi Ibu Fitriyah namanya. Usianya telah melewati separuh abad. Pilihan atas warung nasi tersebut dikarenakan sajian dan pilihan makanan yang cukup beragam serta masih fresh pada malam hari. Ya... masih fresh, karena beliau menyiapkannya sebagai stock makanan bagi yang hendak sahur. Harga yang cukup ekonomis bagi para pekerja dan lokasi yang strategis, membuat warung nasi ini cukup ramai di malam hari.

Smart Think, Fast Act, The Right Target



Source: personal exelence . com
Seandainya waktu bisa kita  putar balik dan kita “sensor” beberapa kejadian yang kita anggap kurang baik, mungkin hidup ini akan selalu normal-normal saja dan berjalan seperti yang kita inginkan. Namun itu semua sangat mungkin tidak akan pernah terjadi, waktu akan selalu berjalan seperti biasanya tidak mengenal kompromi.  Banyak dari kita terkadang malu dengan profesi sales, tidak sungguh-sungguh dan tidak bisa mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan. Banyak waktu hilang percuma, seandainya kita tahu apa yang akan terjadi suatu saat nanti tentu kita bisa pilih pekerjaan sesuai kehendak kita. Namun rezeki (pekerjaan) itu salah satu rahasia Tuhan dimana kita harus memperjuangkan apa yang kita kerjakan, untuk mencapai tujuan tersebut. 
Membimbangkan pekerjaan yang ada dihadapan kita tentu akan memperlambat menemukan keberhasilan kita, berpikir dengan cerdas bahwa menjadi salesman adalah pekerjaan yang mulia, banyak kita lihat beberapa orang sukses berawal dari posisi ini seperti kisah Joe Girard, salesman otomotif yang kini menekuni bidang training & motivasi, Ida Kuraini agen sales bidang asuransi, Agus Tri Laksono di bidang MLM tienshi, & Prima Erfandi salah satu agen telekomunikasi seluler yang mampu menjual kartuHALO sampai 400 data aktif dalam sebulan. Sebagai salesman memang dituntut untuk selalu berpikir cerdas, disaat situasi hyper kompetisi seperti saat ini memang seorang salesman selalu mencoba hal baru (positif) apapun itu. Terkadang kita mengikuti trend dan teknik penjualan dari senior, orang2 yang berhasil ditempat lain, atau mencoba teknik baru lain serta mempunyai semangat untuk terus belajar. 

Medical Reps : Personal Selling Dalam Ethical Market

Modal utama sebagai seorang penjual adalah KNOWLEDGE dan SELLING SKILL. Sedangkan komponen - komponen yang menyebabkan suatu barang dapat dijual adalah: Product/barang itu sendiri, Harga, Place/distribusi, dan terakhir adalah aktivitas promosi. Komponen tersebut biasa kita kenal dengan sebutan bauran pemasaran atau Marketing MixSedangkan sarana promosi pemasaran atau bisa juga disebut dengan bauran promosi terdiri atas: iklan, promosi penjualan, Public Relation (PR), dan terakhir adalah Personal selling.

HOW TO BECOME A VERY PROMOTABLE EMPLOYEE (Part 1)

By James Gwee

Many people work very hard at work, but not everyone ‘s hard work is appreciated and rewarded with a big bonus and a promotion. So what is it that gets a person promoted and others don’t ? To Be Successful & Be Promoted, There Are RULES That You Have To Follow.


RULE 1 
Know That You Are Being Judged At All Times

Understand this Rule once and for all and be aware of this at every moment of your life ! Yes, people are ALWAYS watching you.; what you do, what you say, how you walk, how you dress…. You are ALWAYS being judged. The moment you walk into the office, you have to be at your VERY BEST !

If you want to get promoted, you have to start dressing, talking, doing and behaving like THE NEXT LEVEL. For example, if you are a Supervisor and want to be promoted to a Manager, then you have to start walking, talking, thinking, dressing, etc like a manager. This makes you “manager material” and therefore more promotable than you colleagues who are still behaving like Supervisors. Understand ?

OK. So if you being judged at all times, that what must you do so that you will be judged positively ? Practice and apply these rules immediately !

Minggu, 14 Juli 2013

Lower Your Cholesterol


Source: www.123rf.com
It is important to recognize that even though cholesterol gets a lot of attention, it is not necessarily the most important (or even an especially significant) factor in preventing heart disease. Other factors, such as nutritional support and optimizing thyroid function (in women) and testosterone levels (in men) may also decrease the risk of heart attack.
Although the cholesterol-lowering medications in use today can be lifesaving in those who have already had a heart attack or have angina, they only decrease heart attack deaths by 1.4% in those without a previous heart attack (called "primary prevention"), and they are not without risks. Some of these include muscle pain, liver inflammation, and depletion of the nutrient coenzyme Q10. This nutritional deficiency can then contribute to fatigue and congestive heart failure, and I believe that anybody on Mevacor related cholesterol-lowering medications (most are) should take 200 mg a day of coenzyme Q10.

To put it in perspective, cholesterol medications lower the risk of heart attack death by less than 2%, while owning a cat is associated with a 30% lower risk of heart attack death, and having high vs. low normal thyroid function is associated (in women) with a 69% lower risk of dying of a heart attack.

Pengaruh Iklan Terhadap Otak Manusia


Source: lerablog.org
Berapa banyak orang yang tergoda untuk membeli sesuatu setelah melihat iklan. Jika dilihat lebih dalam lagi, terkadang seseorang membeli barang-barang yang sebenarnya sudah ia miliki atau tidak terlalu ia butuhkan.

Ketika ada iklan TV plasma, orang-orang banyak membelinya padahal mereka masih memilki TV di rumah yang masih berfungsi. Begitu juga dengan handphone, kendaraan bermotor dan lain sebagainya.

Begitulah efek dari iklan. Iklan merayu calon pembeli dalam dua cara.
  • Ada iklan yang sesuai kenyataan atau disebut juga 'persuasi logis' contohnya mobil ini dapat menempuh jarak 20 km per liter. 
  • Ada juga iklan yang melemahkan kewaspadaan atau disebut 'pengaruh non-rasional' contohnya seorang wanita cantik kemudian datang dan mengitari mobil.
Neuromaketing merupakan disiplin ilmu yang mempelajari respons pikiran konsumen terhadap rangsangan pemasaran. Meskipun demikian, dampak iklan pada fungsi otak seperti yang dipelajari dalam neuromarketing masih belum jelas.

Studies on Statin Use and Fracture Risk Show Mixed Results

A review of previous studies suggests a possible benefit of statin drugs for reducing the risk of bone fracture in older women, although further research is needed to examine this question, according to an article in the January 26 issue of The Archives of Internal Medicine, one of the JAMA/Archives journals.

According to the article, statins are widely used to treat high cholesterol, but little information is available about the effects of statins on bone. Some retrospective studies have found that statin use is associated with a reduced risk for fracture, and other studies suggest that bone mass is higher in people taking statin medications.

Douglas C. Bauer, M.D., from the University of California, San Francisco, and colleagues investigated whether statin use is associated with a reduced risk for bone fracture. The researchers analyzed combined data on statin use and fracture rates from four large prospective studies of older women (the Study of Osteoporotic Fractures, the Fracture Intervention Trial, the Heart and Estrogen/Progestin Replacement Study, and the Rotterdam Study). They also summarized the results of eight observational studies and two clinical trials (found by searching English-language medical literature through January 2002) that reported statin use and documented fractures.

Minggu, 07 Juli 2013

Membuka Hati, Membuka Diri

By Dadang Kadarusman

Bukalah pintu hatimu. Begitu anda mengatakan jika menginginkan seseorang menerima kehadiran diri anda. Ini benar bukan hanya dalam konteks membangun sebuah hubungan. Juga benar dalam konteks bagaimana kita bersedia membuka hati kepada sebuah nasihat, masukkan, dan kritikan yang ditujukan kepada kita. Jujur saja, kita tidak terlalu suka mendengar nasihat. Sehingga kita kehilangan pelajaran yang dikandungnya. Kita enggan mendengarkan masukan. Sehingga kita tidak melakukan perbaikan. Kita juga alergi dengan kritikan. Sehingga kita terkungkung oleh kepicikan. Pendek kata, kita menutup diri dengan cara menutup pintu hati kita dari semua yang datang dari luar.
Beberapa waktu yang lalu, saya meminta tolong tukang bangunan memperbaiki bagian rumah yang bocor. Lalu, jadilah pasir, semen dan kerikil diaduk-aduk sang tukang diatas sebidang tanah. Sejak saat itu, sisa-sisa adukan mengeras dan melapisi tanah itu. Dimusim hujan, tanah itu digenangi air. Dan dimusim kemarau, tanah itu menjadi bagian yang paling kerontang. Ketika hujan turun, tanah itu tidak bisa ditembus air. Sehingga air meluber kesekelilingnya. Permukaan tanah terbuka disampingnyalah yang menampung dan menyerap air itu; masuk meresap kedalamnya. Beberapa bulan kemudian, tanah disekitarnya ditumbuhi rerumputan. Semakin lama, semakin menghijau. Bahkan bunga warna-warni bermunculan. Sedangkan ditanah yang tertutupi sisa adukan itu, tidak tumbuh apapun. Meski yang lainnya tumbuh hijau dan hidup, bagian tanah yang satu itu tetap seakan tak bernyawa. Dibagian itu, yang ada hanyalah kebekuan yang membisu. 

The Power of Apology

By Beverly Engel
How to give and receive an apology. And it's worth it, on both ends

When I was 35 years old, I divorced my mother. I felt that under the circumstances, it was the only thing I could do. I had long felt that she had damaged me with emotional abuse while I was growing up, and during my adulthood she continued to treat me in ways I didn't like. I became so emotionally and physically stressed when I was with her that it affected my health. So I made the difficult yet necessary decision to stop seeing her. The estrangement lasted three years. During that time, I wrote a book titled Divorcing a Parent, in which I told about the experience of divorcing my mother and encouraged others in similar situations to consider doing the same. Then one day the phone rang. When I picked it up the person on the other end of the line said, "I'm sorry." It was my mother. Waves of relief washed over me. Resentment, fear and anger drained out. Much to my surprise, those two simple words seemed to wipe away years of pain and bitterness. They were the words I had been waiting to hear most of my life.

I knew that it had taken all the courage my extremely proud mother could muster to say them, so I didn't have to belabor the point. The important thing was that she was saying she was sorry—something she'd never done before. I could tell by the tone of her voice that she truly regretted the way she had treated me.

Of course, this was only the beginning of the story. Although I believed her apology, I didn't yet know if her behavior toward me would be different. This I tested over time. But by apologizing she had acknowledged that I had a reason to be hurt and angry, and that was extremely empowering for me.

Berpendirian Keras

By Rudy Lim

Source: yahoo.com
Salah satu persoalan terbesar yang telah berlangsung dalam hidup adalah banyak dari  diantara Kita memaksakan pendapat kepada orang lain, yang secara tidak langsung menyatakan bahwa "diri ini" tidak pernah keliru. Cara ini meninggalkan ruang kecil perbaikan diri dan melebarkan penghadang jalan menuju sukses. Bayangkanlah 10 orang pelukis terkenal yang sedang duduk tenang mengelilingi meja bundar menggambarkan sebuah apel yang ada di tengah meja. Setiap pelukis itu pasti akan menggambar apel secara berbeda sebab setiap pelukis melihat apel itu secara berbeda dari sudut pandang yang berbeda pula.

Sama halnya dengan pendapat, keyakinan-keyakinan yang berbeda tergantung pada banyak faktor dari latar belakang dan lingkungan, dan kita mewarnai pendapat dengan faktor-faktor tersebut. Tragedi menyedihkan dari orang yang berpendirian keras adalah bahwa pendirian itu menghalangi pertumbuhan, kemampuan, dan pemenuhan diri. Pendirian yang keras secara tidak langsung menyatakan kesempurnaan, sementara tidak seorangpun dapat sempurna sepanjang waktu. Inilah kesimpulan pendahulu kita bahwa orang yang berpendirian keras untuk menutupi kelemahannya akan merasa tidak bahagia dan terisolasi.

The Doctor-Patient Relationship, Part II


By Lissa

Today, I’m going out on a limb to suggest a new kind of Doctor-Patient Relationship, the kind I practice and I hope others in the new Pink Medicine do too. Here goes nothing. 

It’s All About Collaboration
As doctor and patient, you and I are entering into a partnership. I will not give you orders because we will be collaborating, and your voice is as important as mine, if not more so. Because we will be partners, I feel it is important to clarify and agree upon what our relationship will entail, what you can expect of me, and what I expect of you. I am here to support you, guide you, offer you tools, and support your process, but I will not “fix” you – for I don’t believe you are broken.

You Can Heal Yourself
I believe you already have within you the power to heal yourself. When we meet, I will hold up the mirror so you can see that you already have within you all that you need to have all that you want. This mirror will help you see what you need in order to optimize your wellness and happiness, so you can live the most joyous, vibrant, fulfilling, sexy, healthy life possible. Although I will support you in every way I can by educating you, giving you choices, answering your questions, and making recommendations, you are here to be the force behind your own healing. The body is made to self-diagnose and self-repair, and my job is to help you activate those self-healing superpowers. But you must do the heavy lifting yourself. If you are not ready, willing, or able to heal yourself, I will be here to nurture and support you, but the process will be less powerful, with less dramatic results.

I’m Not Blaming You
I’m not blaming you for being sick, depressed, or otherwise in need of healing. I am not suggesting that you brought this upon yourself (and if you did, I will treat you with compassion, not judgment.)

I’m also not suggesting that every illness or problem will be cured, either by your hands or by mine. Sometimes the Master Plan requires that illness – or even death – is inevitable. I believe that healing and curing are different, and that one can happen without the other. Although our goal will always be to achieve both, we will both understand that we must set goals, but release attachment to outcomes and surrender to Divine will.  In this very surrender, healing lies.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...