Halaman Muka

Minggu, 28 Juli 2013

Bai Fang Li : Sang Tukang Becak Penyantun Anak Kaum Papa

Saya langsung menulis namanya di ponsel jadul yang saya miliki agar tidak lupa. Bai Fang Li, seuntai nama, saya mengenal sosok renta ini ketika melihat kisahnya di on the spot (Trans7) belum lama ini. Penasaran, saya lalu menggali beritanya di google. Hmm..., ternyata saya telat. Kisah Bai Fang Li  telah lama diperbincangkan.

Selintas, saya coba membandingkan dengan para dermawan abad ini semisal Oprah Winfrie atau Bill Gates (seturut beberapa tulisan yang saya jumpai), namun saya keliru. Sangat tak fair membandingkan kisah mereka, dia Bai Fang Li sosok yang berbeda, kisahnya terlampau unik....

Hidupnya habis di atas sadel becak. Ia mengayuh dan terus mengayuh, membawa pelanggan kemana saja mereka mau, meski ia hanya dibayar sekedar. Tubuhnya kecil, sangat kecil untuk ukuran becaknya atau pelanggan yang memakai jasanya, namun semangatnya sungguh gagah perkasa.

Sejak jam 6 pagi, ia mulai melanglang di jalanan dan berakhir setelah jam 8 malam. Pribadinya ramah dengan senyum tak pernah lekang dari wajah keriputnya. Menurut orang-orang yang mengenalnya, ia tak pernah mematok harga, berapapun yang dibayar ikhlas ia terima. Tak mengherankan jika banyak pelanggan yang membayar lebih, mungkin karena tak tega, melihat tubuh ringkih bersama nafasnya yang ngos-ngosan terus mengayuh becak tua, mengalahkan terik siang dan jalanan mendaki.

Tips Tinggalkan Pekerjaan Saat Libur Lebaran

Source: mungkopas blogspot com
Aura liburan yang semakin dekat sering membuat semangat bekerja menurun. Agar tenang meninggalkan kantor pada libur lebaran lalukan beberapa langkah ini. 

Buat daftar 
Menjelang libur, buat daftar pekerjaan yang tersisa serta email-email yang belum terbalas. Rencanakan alokasi waktu untuk menyelesaikan semua yang ada di daftar Anda. Tapi jangan buat alokasi waktu yang terlalu padat hingga tidak realistis. Ingat, masih ada kemungkinan pekerjaan tambahan menjelang detik-detik terakhir sebelum libur. 

Jika daftar Anda cukup panjang dan tak mungkin diselesaikan sebelum libur, buat daftar prioritas mana yang penting. Pastikan atasan, rekan kerja atau klien terkait mengetahui adanya pekerjaan yang masih tertunda hingga libur lebaran usai. Informasi ini penting untuk membuat rekan kerja dan klien Anda agar sama-sama memahami situasi dan melakukan persiapan sesuai sumber daya yang tersedia. 

Apakah Tangan Diatas Selalu Lebih Baik Dari Yang Dibawah?

by Dadang Kadarusman

Makan......... Itu kebiasaan kita setiap hari. Bahkan kita melakukannya lebih dari satu kali dalam sehari. Tetapi, adakah ˜nilai lebih" dari proses makan yang kita lakukan itu ? Bagi anda yang berkecukupan, fungsi makan bisa ditingkatkan dengan cara ˜memberi makanân" kepada orang yang membutuhkan. Dengan begitu anda digelari sebagai sang dermawan. Posisi si pemberi derma selalu berada lebih tinggi daripada si penerima. Sehingga timbul ungkapan; tangan diatas jauh lebih baik daripada yang dibawah. Oleh karenanya pula, tidak heran kalau kita sering merasa ˜lebih mulia" setiap kali memberi. Bahkan, ketika menyerahkan pemberian itu pun tidak jarang wajah kita mendongak keatas. Pertanda kemuliaan kita – rasanya – lebih tinggi dari si fakir itu. Karena melalui ungkapan itu kita meletakkan posisi sang penerima derma ditempat terbawah. Memang; ˜Tangan diatas jauh lebih baik daripada yang dibawah"

Minggu, 21 Juli 2013

Kerinduan Seorang Ibu


Sebagai seorang yang bekerja di dunia marketing ethical farmasi (medical representative), kebiasaan makan malam setelah melakukan aktifitas kunjungan di malam hari adalah suatu hal yang biasa. Bahkan dapat dikatakan sebagai ritual “resmi” seorang medical representative. Seorang rekan sempat berkata : “... makan malam terasa nikmat bila dilakukan setelah pekerjaan telah selesai semua..”. Makan malam tidak hanya sebagai ritual untuk memenuhi kebutuhan tubuh, namun juga sebagai ajang sosialisasi bersama rekan-rekan seprofesi.

Kisah ini terjadi empat tahun yang lalu, beberapa hari menjelang Hari Raya Idul Fitri 1429 H. Salah satu langganan penulis selama bulan Ramadhan adalah sebuah warung nasi yang berada di jalan Kapten Sudibyo kota Tegal, Jawa Tengah. Warung nasi Ibu Fitriyah namanya. Usianya telah melewati separuh abad. Pilihan atas warung nasi tersebut dikarenakan sajian dan pilihan makanan yang cukup beragam serta masih fresh pada malam hari. Ya... masih fresh, karena beliau menyiapkannya sebagai stock makanan bagi yang hendak sahur. Harga yang cukup ekonomis bagi para pekerja dan lokasi yang strategis, membuat warung nasi ini cukup ramai di malam hari.

Smart Think, Fast Act, The Right Target



Source: personal exelence . com
Seandainya waktu bisa kita  putar balik dan kita “sensor” beberapa kejadian yang kita anggap kurang baik, mungkin hidup ini akan selalu normal-normal saja dan berjalan seperti yang kita inginkan. Namun itu semua sangat mungkin tidak akan pernah terjadi, waktu akan selalu berjalan seperti biasanya tidak mengenal kompromi.  Banyak dari kita terkadang malu dengan profesi sales, tidak sungguh-sungguh dan tidak bisa mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan. Banyak waktu hilang percuma, seandainya kita tahu apa yang akan terjadi suatu saat nanti tentu kita bisa pilih pekerjaan sesuai kehendak kita. Namun rezeki (pekerjaan) itu salah satu rahasia Tuhan dimana kita harus memperjuangkan apa yang kita kerjakan, untuk mencapai tujuan tersebut. 
Membimbangkan pekerjaan yang ada dihadapan kita tentu akan memperlambat menemukan keberhasilan kita, berpikir dengan cerdas bahwa menjadi salesman adalah pekerjaan yang mulia, banyak kita lihat beberapa orang sukses berawal dari posisi ini seperti kisah Joe Girard, salesman otomotif yang kini menekuni bidang training & motivasi, Ida Kuraini agen sales bidang asuransi, Agus Tri Laksono di bidang MLM tienshi, & Prima Erfandi salah satu agen telekomunikasi seluler yang mampu menjual kartuHALO sampai 400 data aktif dalam sebulan. Sebagai salesman memang dituntut untuk selalu berpikir cerdas, disaat situasi hyper kompetisi seperti saat ini memang seorang salesman selalu mencoba hal baru (positif) apapun itu. Terkadang kita mengikuti trend dan teknik penjualan dari senior, orang2 yang berhasil ditempat lain, atau mencoba teknik baru lain serta mempunyai semangat untuk terus belajar. 

Medical Reps : Personal Selling Dalam Ethical Market

Modal utama sebagai seorang penjual adalah KNOWLEDGE dan SELLING SKILL. Sedangkan komponen - komponen yang menyebabkan suatu barang dapat dijual adalah: Product/barang itu sendiri, Harga, Place/distribusi, dan terakhir adalah aktivitas promosi. Komponen tersebut biasa kita kenal dengan sebutan bauran pemasaran atau Marketing MixSedangkan sarana promosi pemasaran atau bisa juga disebut dengan bauran promosi terdiri atas: iklan, promosi penjualan, Public Relation (PR), dan terakhir adalah Personal selling.

HOW TO BECOME A VERY PROMOTABLE EMPLOYEE (Part 1)

By James Gwee

Many people work very hard at work, but not everyone ‘s hard work is appreciated and rewarded with a big bonus and a promotion. So what is it that gets a person promoted and others don’t ? To Be Successful & Be Promoted, There Are RULES That You Have To Follow.


RULE 1 
Know That You Are Being Judged At All Times

Understand this Rule once and for all and be aware of this at every moment of your life ! Yes, people are ALWAYS watching you.; what you do, what you say, how you walk, how you dress…. You are ALWAYS being judged. The moment you walk into the office, you have to be at your VERY BEST !

If you want to get promoted, you have to start dressing, talking, doing and behaving like THE NEXT LEVEL. For example, if you are a Supervisor and want to be promoted to a Manager, then you have to start walking, talking, thinking, dressing, etc like a manager. This makes you “manager material” and therefore more promotable than you colleagues who are still behaving like Supervisors. Understand ?

OK. So if you being judged at all times, that what must you do so that you will be judged positively ? Practice and apply these rules immediately !

Minggu, 14 Juli 2013

Lower Your Cholesterol


Source: www.123rf.com
It is important to recognize that even though cholesterol gets a lot of attention, it is not necessarily the most important (or even an especially significant) factor in preventing heart disease. Other factors, such as nutritional support and optimizing thyroid function (in women) and testosterone levels (in men) may also decrease the risk of heart attack.
Although the cholesterol-lowering medications in use today can be lifesaving in those who have already had a heart attack or have angina, they only decrease heart attack deaths by 1.4% in those without a previous heart attack (called "primary prevention"), and they are not without risks. Some of these include muscle pain, liver inflammation, and depletion of the nutrient coenzyme Q10. This nutritional deficiency can then contribute to fatigue and congestive heart failure, and I believe that anybody on Mevacor related cholesterol-lowering medications (most are) should take 200 mg a day of coenzyme Q10.

To put it in perspective, cholesterol medications lower the risk of heart attack death by less than 2%, while owning a cat is associated with a 30% lower risk of heart attack death, and having high vs. low normal thyroid function is associated (in women) with a 69% lower risk of dying of a heart attack.

Pengaruh Iklan Terhadap Otak Manusia


Source: lerablog.org
Berapa banyak orang yang tergoda untuk membeli sesuatu setelah melihat iklan. Jika dilihat lebih dalam lagi, terkadang seseorang membeli barang-barang yang sebenarnya sudah ia miliki atau tidak terlalu ia butuhkan.

Ketika ada iklan TV plasma, orang-orang banyak membelinya padahal mereka masih memilki TV di rumah yang masih berfungsi. Begitu juga dengan handphone, kendaraan bermotor dan lain sebagainya.

Begitulah efek dari iklan. Iklan merayu calon pembeli dalam dua cara.
  • Ada iklan yang sesuai kenyataan atau disebut juga 'persuasi logis' contohnya mobil ini dapat menempuh jarak 20 km per liter. 
  • Ada juga iklan yang melemahkan kewaspadaan atau disebut 'pengaruh non-rasional' contohnya seorang wanita cantik kemudian datang dan mengitari mobil.
Neuromaketing merupakan disiplin ilmu yang mempelajari respons pikiran konsumen terhadap rangsangan pemasaran. Meskipun demikian, dampak iklan pada fungsi otak seperti yang dipelajari dalam neuromarketing masih belum jelas.

Studies on Statin Use and Fracture Risk Show Mixed Results

A review of previous studies suggests a possible benefit of statin drugs for reducing the risk of bone fracture in older women, although further research is needed to examine this question, according to an article in the January 26 issue of The Archives of Internal Medicine, one of the JAMA/Archives journals.

According to the article, statins are widely used to treat high cholesterol, but little information is available about the effects of statins on bone. Some retrospective studies have found that statin use is associated with a reduced risk for fracture, and other studies suggest that bone mass is higher in people taking statin medications.

Douglas C. Bauer, M.D., from the University of California, San Francisco, and colleagues investigated whether statin use is associated with a reduced risk for bone fracture. The researchers analyzed combined data on statin use and fracture rates from four large prospective studies of older women (the Study of Osteoporotic Fractures, the Fracture Intervention Trial, the Heart and Estrogen/Progestin Replacement Study, and the Rotterdam Study). They also summarized the results of eight observational studies and two clinical trials (found by searching English-language medical literature through January 2002) that reported statin use and documented fractures.

Minggu, 07 Juli 2013

Membuka Hati, Membuka Diri

By Dadang Kadarusman

Bukalah pintu hatimu. Begitu anda mengatakan jika menginginkan seseorang menerima kehadiran diri anda. Ini benar bukan hanya dalam konteks membangun sebuah hubungan. Juga benar dalam konteks bagaimana kita bersedia membuka hati kepada sebuah nasihat, masukkan, dan kritikan yang ditujukan kepada kita. Jujur saja, kita tidak terlalu suka mendengar nasihat. Sehingga kita kehilangan pelajaran yang dikandungnya. Kita enggan mendengarkan masukan. Sehingga kita tidak melakukan perbaikan. Kita juga alergi dengan kritikan. Sehingga kita terkungkung oleh kepicikan. Pendek kata, kita menutup diri dengan cara menutup pintu hati kita dari semua yang datang dari luar.
Beberapa waktu yang lalu, saya meminta tolong tukang bangunan memperbaiki bagian rumah yang bocor. Lalu, jadilah pasir, semen dan kerikil diaduk-aduk sang tukang diatas sebidang tanah. Sejak saat itu, sisa-sisa adukan mengeras dan melapisi tanah itu. Dimusim hujan, tanah itu digenangi air. Dan dimusim kemarau, tanah itu menjadi bagian yang paling kerontang. Ketika hujan turun, tanah itu tidak bisa ditembus air. Sehingga air meluber kesekelilingnya. Permukaan tanah terbuka disampingnyalah yang menampung dan menyerap air itu; masuk meresap kedalamnya. Beberapa bulan kemudian, tanah disekitarnya ditumbuhi rerumputan. Semakin lama, semakin menghijau. Bahkan bunga warna-warni bermunculan. Sedangkan ditanah yang tertutupi sisa adukan itu, tidak tumbuh apapun. Meski yang lainnya tumbuh hijau dan hidup, bagian tanah yang satu itu tetap seakan tak bernyawa. Dibagian itu, yang ada hanyalah kebekuan yang membisu. 

The Power of Apology

By Beverly Engel
How to give and receive an apology. And it's worth it, on both ends

When I was 35 years old, I divorced my mother. I felt that under the circumstances, it was the only thing I could do. I had long felt that she had damaged me with emotional abuse while I was growing up, and during my adulthood she continued to treat me in ways I didn't like. I became so emotionally and physically stressed when I was with her that it affected my health. So I made the difficult yet necessary decision to stop seeing her. The estrangement lasted three years. During that time, I wrote a book titled Divorcing a Parent, in which I told about the experience of divorcing my mother and encouraged others in similar situations to consider doing the same. Then one day the phone rang. When I picked it up the person on the other end of the line said, "I'm sorry." It was my mother. Waves of relief washed over me. Resentment, fear and anger drained out. Much to my surprise, those two simple words seemed to wipe away years of pain and bitterness. They were the words I had been waiting to hear most of my life.

I knew that it had taken all the courage my extremely proud mother could muster to say them, so I didn't have to belabor the point. The important thing was that she was saying she was sorry—something she'd never done before. I could tell by the tone of her voice that she truly regretted the way she had treated me.

Of course, this was only the beginning of the story. Although I believed her apology, I didn't yet know if her behavior toward me would be different. This I tested over time. But by apologizing she had acknowledged that I had a reason to be hurt and angry, and that was extremely empowering for me.

Berpendirian Keras

By Rudy Lim

Source: yahoo.com
Salah satu persoalan terbesar yang telah berlangsung dalam hidup adalah banyak dari  diantara Kita memaksakan pendapat kepada orang lain, yang secara tidak langsung menyatakan bahwa "diri ini" tidak pernah keliru. Cara ini meninggalkan ruang kecil perbaikan diri dan melebarkan penghadang jalan menuju sukses. Bayangkanlah 10 orang pelukis terkenal yang sedang duduk tenang mengelilingi meja bundar menggambarkan sebuah apel yang ada di tengah meja. Setiap pelukis itu pasti akan menggambar apel secara berbeda sebab setiap pelukis melihat apel itu secara berbeda dari sudut pandang yang berbeda pula.

Sama halnya dengan pendapat, keyakinan-keyakinan yang berbeda tergantung pada banyak faktor dari latar belakang dan lingkungan, dan kita mewarnai pendapat dengan faktor-faktor tersebut. Tragedi menyedihkan dari orang yang berpendirian keras adalah bahwa pendirian itu menghalangi pertumbuhan, kemampuan, dan pemenuhan diri. Pendirian yang keras secara tidak langsung menyatakan kesempurnaan, sementara tidak seorangpun dapat sempurna sepanjang waktu. Inilah kesimpulan pendahulu kita bahwa orang yang berpendirian keras untuk menutupi kelemahannya akan merasa tidak bahagia dan terisolasi.

The Doctor-Patient Relationship, Part II


By Lissa

Today, I’m going out on a limb to suggest a new kind of Doctor-Patient Relationship, the kind I practice and I hope others in the new Pink Medicine do too. Here goes nothing. 

It’s All About Collaboration
As doctor and patient, you and I are entering into a partnership. I will not give you orders because we will be collaborating, and your voice is as important as mine, if not more so. Because we will be partners, I feel it is important to clarify and agree upon what our relationship will entail, what you can expect of me, and what I expect of you. I am here to support you, guide you, offer you tools, and support your process, but I will not “fix” you – for I don’t believe you are broken.

You Can Heal Yourself
I believe you already have within you the power to heal yourself. When we meet, I will hold up the mirror so you can see that you already have within you all that you need to have all that you want. This mirror will help you see what you need in order to optimize your wellness and happiness, so you can live the most joyous, vibrant, fulfilling, sexy, healthy life possible. Although I will support you in every way I can by educating you, giving you choices, answering your questions, and making recommendations, you are here to be the force behind your own healing. The body is made to self-diagnose and self-repair, and my job is to help you activate those self-healing superpowers. But you must do the heavy lifting yourself. If you are not ready, willing, or able to heal yourself, I will be here to nurture and support you, but the process will be less powerful, with less dramatic results.

I’m Not Blaming You
I’m not blaming you for being sick, depressed, or otherwise in need of healing. I am not suggesting that you brought this upon yourself (and if you did, I will treat you with compassion, not judgment.)

I’m also not suggesting that every illness or problem will be cured, either by your hands or by mine. Sometimes the Master Plan requires that illness – or even death – is inevitable. I believe that healing and curing are different, and that one can happen without the other. Although our goal will always be to achieve both, we will both understand that we must set goals, but release attachment to outcomes and surrender to Divine will.  In this very surrender, healing lies.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...