Halaman Muka

Minggu, 15 September 2013

How Do High Achievers Really Think?


Source: neuronarrative.wordpress.com

What does research show about how high achievers really think? High achievers are often marked, unsurprisingly, by a strong motive to achieve. Less accomplished individuals are often more motivated to avoid failure.

Achievement motivated individuals have a strong desire to accomplish something important, and gain gratification from success in demanding tasks. Consequently they are willing to expend intense effort over long timespans in the pursuit of their goals.

Sabtu, 14 September 2013

Memanfaatkan Potensi Anak Buah : Ethis -Tidak Ethis ?

By Donna Turner
EXPERD Consultant

Source: citehr.com
Ibarat sutradara film yang perlu memutar otak untuk mengerahkan para aktris agar dapat menjiwai peran mereka secara optimal, seorang atasan di perusahaan memiliki fungsi yang kurang lebih sama. Sutradara membutuhkan pemeran utama, pemeran pembantu yang akan diarahkan sesuai skenario, termasuk pemeran figuran, yang meskipun kontribusinya kecil, akan menentukan keberhasilan sebuah karya film. Sebagai atasan, Anda juga memiliki satu pasukan yang perlu Anda arahkan dan kerahkan dengan baik. Staf senior maupun staf junior, staf permanen, temporer maupun freelancer, semuanya ada di bawah kendali Anda, perlu pengarahan dan pemanfaatan yang tepat.


Seorang sutradara dikatakan sukses, bila karyanya dipuji oleh para kritisi film, meraih penghargaan bergengsi, bahkan berhasil meraih box office. Sebagai atasan di perusahaan, Anda pun dapat dikatakan sukses bila mendapat pujian dari pimpinan Anda, mendapatkan evaluasi yang baik atas performa kerja Anda, bahkan mendapatkan promosi. Bermodalkan tim kerja yang Anda miliki dan pasukan anak buah yang ada di bawah kendali Anda, ethiskah bila Anda mengandalkan kemampuan mereka untuk kemajuan Anda? Bukankah bila Anda mampu memanfaatkan mereka sampai titik maksimal mereka, seharusnya mereka juga merasa tertantang?

Minggu, 08 September 2013

If You Are Creative, Are You Also Intelligent?

by Jonathan Wai
Can you create beyond what you don't know?
Source : adobe.com

According to an article in Newsweek, here in the United States we apparently have a creativity crisis.  According to Kyung Hee Kim at the College of William and Mary, scores on the Torrance Test of Creative Thinking have been decreasing since the 1990's.  The same article mentions that China is making a push to move away from rote memorization and adopt a more problem centered learning approach, perhaps like that of America.

Contrast this with the results from the Program for International Student Assessment (PISA), which examines 15-year-old students in 65 countries.  The U.S. scored about average in science, above average in reading, and below average in math.  China was first on all subjects, with Japan, Korea, Singapore and Finland trailing closely behind.  So it appears that in addition to the creativity crisis, we also have an educational crisis, in particular in the areas of math and science.

Jadi Nomor Satu

By Eileen Rachman

Source: 123rf.com
Rasa haru tak bisa ditahan mengenang momen-momen di mana kita mendengar berita Indonesia nomor satu di dunia. Rudy Hartono juara bulutangkis terlama di dunia, Ellias Pical juara tinju, dan berita yang terakhir, di tengah gonjang-ganjing dunia pendidikan nasional, Tim Olimpiade Fisika Indonesia meraih juara umum. bahkan, Jonathan berhasil mengalahkan 380 siswa dari 84 negara. dan meraih gelar Absolutely Winner. TOFI nomor satu di dunia!

Sayangnya, predikat nomor satu mulai menjadi ungkapan langka. Bahkan, ada kebiasaan tersenyum sinis untuk menerima predikat nomor buncit mengenai kinerja sumber daya manusia Indonesia di pasaran global, rangking untuk negara yang sarat korupsi, dengan berpikiran: Ah.., yang penting bukan saya! Pertanyaan untuk kita semua adalah, apa yang sebenarnya bisa kita mulai dari diri sendiri, mulai dari sekarang dan mulai dari hal yang kecil? 

The Boss is Always Right?

by Eileen Rachman

Source: womenceoproject.com
Di mana pun, di perusahaan apa pun, banyak kita mendengar keluhan tentang atasan. Bahkan, dalam pelatihan pelatihan yang kami adakan, sudah lazim saya mendengar keluhan: Mengapa kita saja sih yang diberi pelatihan seperti ini. Atasan kitalah yang perlu mendapat pelatihan ini. Atau Ibu bisa tidak menyampaikan hal yang ibu katakan tadi kepada atasan kami juga?

Hubungan atasan bawahan akan dirasakan sebagai neraka bila ada ketidakcocokan. Tidak jarang individu berencana mengundurkan diri bila ia merasa akan terus berada dibawah bimbingan atasan tertentu. Di lain pihak, banyakkah individu yang kemudian benar-benar mengambil langkah mundur karena alasan atasan tertentu? Tidak juga. Pada dasarnya bawahan tidak bisa memilih atasan, sementara atasan lebih bebas memilih bawahan. Mau tidak mau bawahanlah yang harus menyesuaikan diri dengan bagaimanapun kondisi atasan. Sebagai bawahan, dapatkah kita me-manage hubungan menjadi mesra?

Minggu, 01 September 2013

Music Therapy for Health and Wellness

Music has been studied as an integrative therapy for many conditions.

Quick Decisions Create Regret

Good decisions made quickly feel like bad decisions

Why do we sometimes regret the choices we make?  The obvious answer is that we sometimes make bad choices, with unforeseen (though not necessarily unforeseeable) negative consequences.  But that's not the only time we experience the pain of regret.   In fact, we routinely regret perfectly good choices - not because of the outcome, but because of our experience of choosing.

In his excellent book, Blink, Malcolm Gladwell argues that the quick decision - the "snap" judgment - is much maligned.  He cites many studies showing that human beings are remarkably good at "thin-slicing" - making a speedy assessment of situations and acting on conclusions based on very little information.  Haste doesn't always make waste, and Gladwell's got plenty of scientific evidence to prove it. 

COMPLAIN PELANGGAN.....

By Ninik Wulandari, EXPERD Consultant 

Source : commons.wikimedia.org
Siapa pun tentunya tidak suka dikomplain, karena pada dasarnya kita ingin bekerja dengan baik. Kapanpun dibutuhkan, apapun yang diinginkan pelanggan, memang semestinya kita bisa memenuhinya secara tepat, agar tidak sampai menerima complaint. Apa betul demikian ? Pada kenyataannya, akan selalu ada kekurangan dalam melayani orang lain, karena kebutuhan setiap orang tentunya berubah dari waktu ke waktu. Makin cepat kita mengetahui apa yang kurang, tentunya makin baik, terlebih jika kita mengharapkan hubungan yang tidak berhenti pada kebutuhan saat ini saja. 

Rahasia terjalinnya hubungan yang kuat dengan pelanggan ada pada keterbukaan dan komunikasi yang sejelas-jelasnya, baik untuk hal-hal yang baik maupun yang buruk. Dengan demikian pelanggan tahu bahwa kita tidak hanya senang menerima pujian tetapi juga peduli pada keluhan mereka. Pelanggan yang mau meluangkan waktu mereka untuk berbagi informasi dan kepedulian semacam ini adalah asset emas bagi perusahaan.

Terkadang alasan kita merasa enggan menerima keluhan pelanggan adalah karena takut jika nantinya tidak bisa menindaklanjuti masalah mereka dengan tepat. Pada akhirnya kita lebih senang mendengar berita bagus atau tidak mendengar sama sekali, padahal kita tahu hal ini sama saja dengan membohongi diri sendiri. Tampaknya persepsi kita mesti diubah, sehingga kita akan mulai berpikir bahwa akan lebih baik jika kita di complaint dan tidak bertindak (karena satu dan lain hal), daripada tidak di complaint  sama sekali.

The Seven Habits of Highly Emotionally Healthy People

How to treat psychological injuries and improve emotional resilience 

Source: www.sagmeisterwalsh.com
Most of us pay close attention to our health and we treat threats to our physical well-being as soon as they occur. We dress warmly when we feel a cold coming on, we apply antibacterial ointments and bandages to cuts and scrapes, and we don’t pick at scabs as they heal. We sustain psychological injuries in life just as often as we do physical ones, but we are much less proactive about protecting our psychological well-being, than we are our physical well-being. Adopting the following seven habits and ‘treating’ common psychological injuries when they occur will help protect your mental health and improve your emotional resilience.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...